Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terlalu Dekat dengan Kandang, Jari Bayi Ini Putus Diserang Harimau

Kompas.com - 28/09/2021, 17:52 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber The Sun

SEVASTOPOL, KOMPAS.com - Jari seorang bayi di Crimea dilaporkan putus diserang harimau, setelah ibunya terlalu dekat dengan kandang.

Darah pun menyembur begitu deras setelah binatang buas itu menerjang kandangnya dan mencakar korban di Taman Safari Taigan.

Baca juga: 13 Gorila Positif Covid-19 di Kebun Binatang AS, Orangutan dan Harimau Sumatera Akan Divaksin

Membahas kembali horor yang menimpa putranya, Anastasia G mengungkapkan jari Leon terputus dan tidak mungkin mengambilnya.

Perempuan berusia 22 tahun itu menuturkan, dia dan bayinya berdiri dengan ada jarak sekitar 30 cm antara jaring dan pembatas antara pengunjung dan si harimau.

"Semuanya terasa sempurna, hingga saya menyadari ada darah yang menyembur, dan anak saya kehilangan jempolnya," kata Anastasia.

Dilansir The Sun Senin (27/9/2021), dia menceritakan bayinya menjerit dan menangis kesakitan karena jarinya dicakar.

Anastasia mengatakan, dia tidak bisa berpikir jernih. Yang dia lakukan adalah mencari pertolongan sembari terus mendekap anaknya.

Perawat di pos pertolongan pertama memberikannya bantuan awal, sebelum bocah itu dilarikan ke rumah sakit di Simferopol.

Ibu itu mengeklaim, dia mendengar ada suara auman atau geraman dari harimau yang bisa membuatnya waspada.

"Pengunjung lain memberi tahu bahwa binatang tersebut entah dari mana meloncat dan berusaha meraih lengan anak saya dengan cakarnya," kara dia.

Tetapi, sumber dari penegak hukum setempat menuturkan bahwa Anastasia terlalu dekat dengan kandang tempat harimau itu dikurung.

Baca juga: Tak Sempat Naik ke Eskavator, Pendulang Emas Tewas Diterkam Harimau, Begini Ceritanya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Genosida Armenia, Apa Itu?

Genosida Armenia, Apa Itu?

Internasional
Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Internasional
Kecerdikan dan Kegigihan Hamas dalam Memperoleh Senjata

Kecerdikan dan Kegigihan Hamas dalam Memperoleh Senjata

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com