Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

28 September 1989: Presiden Filipina Ferdinand Marcos Meninggal

Kompas.com - 28/09/2021, 11:26 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

KOMPAS.com - Presiden Filipina Ferdinand E. Marcos, meninggal dunia di usia 72 tahun pada 1989 di Honolulu, Hawaii.

Dia dikenal sebagai penguasa Filipina, yang selama lebih dari dua dekade, memiskinkan negaranya.

Arsip The Washington Post menyebut, dirinya seolah mempersonifikasikan korupsi dan keserakahan dalam kekuasaan.

Baca juga: Terbukti Korupsi, Istri Mendiang Ferdinand Marcos Terancam Dibui

St Francis Medical Center di Honolulu, jadi saksi meninggalnya Marcos, yang telah berada di rumah sakit selama sembilan bulan.

Dia menderita lupus eritematosus sistemik, gangguan ginjal degeneratif yang dapat menyebarkan peradangan ke organ vital lainnya.

Diam-diam, dia sudah menjalani dua transplantasi ginjal. Dia juga menderita penyakit jantung dan paru-paru, radang paru-paru, dan infeksi bakteri.

Semasa hidup, Marcos adalah seorang otokrat dan politisi ulung yang menggunakan tata negara yang cerdik.

Ini ditambah kharisma pribadi, ketampanan masa muda, pidato bersuara bariton, dan kadang-kadang, represi kejam untuk mempertahankan cengkeraman besinya di kepulauan Filipina yang luas.

Namun pada akhirnya, Marcos meninggal bukan sebagai sosok yang kuat, tetapi sosok yang menyedihkan--sakit-sakitan, didiskreditkan dan dipermalukan.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Ferdinand Marcos, 21 Tahun Berkuasa di Filipina

Dia diasingkan ke pengasingan yang nyaman tetapi memalukan di Hawaii setelah digulingkan dalam "revolusi kekuatan rakyat" pada Februari 1986.

Marcos meninggalkan warisan kemiskinan, korupsi, dan keputusasaan di Filipina.

Masa jabatannya selama 20 tahun sebagai presiden Filipina identik dengan keserakahan.

Mungkin, ironi terakhir dari karier yang penuh gelimang korupsi dan penipuan adalah bahwa ketika dia dirawat di rumah sakit pada bulan Januari, banyak lawan Marcos masih tidak percaya bahwa dia sakit parah.

Mereka malah curiga bahwa Marcos mengaku berada di ranjang kematiannya untuk menghindari kesaksian dalam proses hukum AS, yang bertujuan memulihkan sebagian dari kekayaannya yang diperoleh secara tidak sah.

Baca juga: Duterte Mundur jika Putra Diktator Ferdinand Marcos Menggantikannya

Sebelumnya di Washington DC, Presiden Bush mengeluarkan pernyataan khusus tentang pengasingan Marcos.

"Selama lebih dari 20 tahun, Marcos adalah pemimpin Filipina, sebuah negara yang telah dan tetap menjadi teman setia dan sekutu AS."

"Marcos setuju untuk meninggalkan negara itu. Filipina pada titik kritis dalam sejarah bangsanya."

"Kepergiannya memungkinkan transisi damai menuju pemerintahan demokratis yang populer di bawah Presiden Corazon Aquino," ujarnya.

Tapi, di pengasingan itulah, Marcos meninggal dunia, dengan ditimbun kegelapan-kegelapan yang ia hasilkan sewaktu masih mencengkram Filipina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com