Kepresidenan Warren G Harding diuntungkan oleh dorongan ekonomi, sebagian didorong oleh pertumbuhan produksi massal mobil.
Namun, Warren G Harding memiliki skandal yang sangat mengganggu, terutama skandal "Teapot Dome" yang terkenal di Amerika Serikat pada 1921 dan 1922, karena kesepakatan penjualan lahan dan minyak rahasia.
Hal itu membuat tokoh presiden ke-34 AS ini berada pada peringkat kepemimpinan yang buruk dalam kepresidenan AS.
Baca juga: 7 Tokoh Sejarah yang Tumbuh Sebagai Seorang Yatim Piatu
Sejarah telah menilai Franklin Pierce telah membuat kebijakan yang justru membantu menempatkan bangsa Amerika Serikat menuju perang saudara.
Tokoh presiden ke-17 AS ini menandatangani undang-undang Kansas-Nebraska, yang memungkinkan penduduk wilayah baru untuk memutuskan legalitas perbudakan.
Millard Fillmore naik ke kursi kepresidenan pada Juli 1850 menggantikan posisi presiden ke-16 AS Zachary Taylor yang meninggal.
Sejarawan menyalahkan Millard Fillmore karena menandatangani Undang-Undang Budak Buronan, yang mengharuskan budak yang melarikan diri dikembalikan menjadi budak.
Kebijakan kontroversial itu membuat Millard Fillmore tidak dipilih kembali menjadi tokoh presiden AS selanjutnya oleh partainya.
Baca juga: Kontroversi Dwight D Eisenhower, Presiden AS era Perang Dingin
John Tyler, wakil presiden pertama yang diangkat ke kursi kepresidenan ketika pendahulunya meninggal, adalah pendukung kuat hak-hak negara.
Tokoh presiden ke-14 AS ini kemudian bergabung dengan Konfederasi Selatan, sejumlah negara bagian selatan yang memisahkan diri dari Amerika Serikat selama Perang Saudara Amerika.
Manajemen ekonomi Herbert Hoover yang buruk menurunkan peringkat kepemimpinannya.