Pada 13 Juli 1793, setelah memberikan pernyataan bahwa dia akan mengkhianati simpatisan Girondins, Corday diundang ke rumah Jakobin Jean-Paul Marat di Paris.
Marat adalah seorang dokter, wartawan, ilmuwan, dan politikus yang aktif selama Revolusi Perancis. Ia menyuarakan aspirasinya melalui surat kabar L'Ami du peuple.
Ketika Marat sedang mandi obat untuk mengobati kulitnya, Corday muncul untuk menikam dadanya.
Di persidangan, Corday menjelaskan alasannya membunuh Marat, “Saya tahu bahwa dia, Marat, memutarbalikkan Perancis. Aku telah membunuh satu orang untuk menyelamatkan seratus ribu.”
Setelah itu, ia dijatuhi hukuman mati dengan dipenggal dengan guillotine.
Menurut salah satu legenda setempat, seorang pria menampar pipi kepala Corday yang terpenggal, sehingga membuat ekspresi marah. Ini memicu gagasan bahwa korban guillotine dapat mempertahankan kesadaran untuk sementara waktu.
Duke Orleans adalah sepupu Raja Louis XVI, tetapi ia menyukai transformasi dari monarki absolut ke monarki konstitusional.
Sebagai pejuang kaum miskin, ia sering menggunakan kekayaannya untuk memberi makan yang membutuhkan dan membuka kediamannya, Palais-Royal, kepada publik.
Duke memiliki hubungan yang dingin dengan sepupunya dan secara terbuka memusuhi Marie Antoinette.
Pada 1787, setelah menantang otoritas raja di depan Parlement Paris (salah satu pengadilan tinggi Kehakiman Ancien Regime), Duke untuk sementara diasingkan ke perkebunannya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.