KOMPAS.com - Berbalut gaun putih polos sederhana, dengan rambut yang telah dicukur, Marie Antoinette di arak menuju guillotine di Place de la Revolution pada 16 Oktober 1793, yang disaksikan oleh rakyat yang mengutuknya.
Beberapa menit sebelum kematiannya, Marie Antoinette tidak sengaja menginjak kaki Charles Henri Sanson, seorang algojo yang telah memenggal kepala suaminya 10 bulan sebelumnya.
Antoinette berkata lirih, "Maafkan saya tuan, saya tidak bermaksud." Itulah kata-kata terakhirnya.
Sesaat kemudian, pedang guillotine menebas kepala Marie Antoinette, dan Sanson mengacungkan kepalanya di hadapan banyak orang yang serentak berteriak, "Vive la Republique!" yang artinya, "Hidup Republik!"
Mayatnya dikuburkan tak bertanda.
Demikian akhir kisah hidup yang tragis dari Marie Antoinette, ratu terakhir Perancis yang menjadi ikon kecantikan para wanita bangsawan semasa hidupnya.
Namun, bagaimana kisah semasa hidup Marie Antoinette yang menjadi ikon kecantikan di Kerajaan Perancis? Berikut Kompas.com merangkumnya yang melansir berbagai sumber:
Baca juga: Kisah Ella Harper, Gadis Unta Penghibur di Panggung Sirkus
Pada 2 November 1755 di Wina, Austria, seorang putri bangsawan lahir dengan nama Maria Antonia Josepha Joanna von sterreich-Lotgringen, yang akrab dikenal Marie Antoinette.
Ia adalah putri ke-11 dari Permaisuri Austria Maria Theresa dan suaminya, Kaisar Romawi Suci Francis I.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.