Di suatu tempat di gurun Libya yang luas di sebelah barat Sungai Nil, belantara yang paling kering, dikatakan ada kota cemerlang yang disebut Zerzura.
Zerzura digambarkan sebagai oasis putih bersih yang memiliki mode kota-kota Mesir kuno. Tempat itu dikatakan penuh dengan pohon palem, sumur, harta karun, serta raja dan ratu yang sedang tidur.
Diceritakan tempat itu dijaga oleh raksasa di depan gerbang dengan ukiran burung mencolok.
Tempat impian itu sangat memikat kalangan pengembara Arab selama awal abad ke-20.
Ada sinonim dari Shangri-La adalah utopia, yang artinya adalah tempat impian yang indah di mana kehidupan mendekati kesempurnaan.
Nama Shangri-La pertama kali disebut oleh penulis Inggris, James Hilton, di dalam bukunya "Lost Horizon" pada 1933, yang menyadarkan publik adanya tempat impian misterius di Tibet.
Dalam bukunya, Hilton menggambarkan Shangri-La sebagai surga fiksi kuno, yang disebut-sebut merupakan Kerajaan Shambala Tibet.
Sementara, Shangri-La diyakini oleh umat Hindu sebagai tempat kelahiran kembali dewa Wisnu yang terakhir.
Namun, legenda Shangri-La sebagai tempat impian yang mengarah pada bentuk lembah Himalaya yang indah dan terpencil, sudah ada jauh sebelum agama terorganisir.
Buku Hilton mempopulerkan mitos di Barat tentang Shangri-La, dengan membuat pahlawan dalam kisahnya menemukan kegembiraan dan kepuasan tertinggi di antara makhluk-makhluk abadi Shangri-La yang bijaksana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.