Sejak 1945 hingga 1956, sekitar 1500 orang Guatemala sengaja diinfeksi penyakit menular seksual, termasuk sifilis dan gonore.
Subyek penelitian termasuk anak yatim, tahanan, pelacur, dan pekerja wajib militer.
Para peneliti menggunakan pelacur untuk membuat mereka menderita penyakit menular seksual, dengan cara disuntik dan metode tidak bermoral lainnya.
Subjek percobaan saat ini menuntut Universitas John Hopkins sebesar 1 miliar dollar AS (Rp 14,2 triliun) untuk perannya dalam penelitian ini.
Sebuah program penyiksaan medis yang dilembagakan di Afrika Selatan antara tahun 1971 dan 1989 untuk “menyembuhkan” homoseksualitas dalam wajib militer.
Kebijakan tersebut, yang dilakukan di bawah apartheid, termasuk perawatan "terapi keengganan" paksa, seperti terapi sengatan listrik dan kebiri kimia. Tentara juga mengizinkan sebanyak 900 operasi ganti kelamin.
Komunitas medis pada saat itu percaya secara luas bahwa homoseksualitas adalah penyakit mental yang dapat disembuhkan.
Dr Aubrey Levin, yang bertanggung jawab atas program tersebut sebagai kepala psikiater militer Afrika Selatan, akhirnya dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia oleh organisasi internasional dan menerima hukuman penjara.
Baca juga: Kisah Eksperimen Manusia Goa, 40 Hari Hidup Tanpa Ponsel, Jam, dan Sinar Matahari
Nazi melakukan eksperimen ilmiah terhadap ribuan tahanan di kamp konsentrasi, tanpa mempedulikan nyawa manusia.
Beberapa eksperimen ilmiah paling mematikan Nazi dilakukan dengan sengaja, seperti menginduksi hipotermia, menginfeksi orang dengan malaria, menggunakan gas mustard pada orang, sterilisasi paksa, memberi tahanan berbagai racun, menginfeksi luka dengan bakteri dan mengisinya dengan serutan kayu dan kaca tanah.
Dokter Nazi Josef Mengele adalah "ilmuwan jahat" yang dikenal karena eksperimen paling mematikan yang ia terapkan di kamp konsentrasi Nazi, dengan fokus khusus pada anak kembar, kebanyakan Yahudi atau Roma ("Gipsi").
Dokter Mengele bertanggung jawab atas kekejaman, seperti mengeluarkan manusia tanpa anestesi, suntikan berisi bakteri mematikan, mutilasi, dan lain-lain. Saking kejamnya, dokter Mengele dikenal sebagai "Malaikat Maut".
Mengele mengumpulkan mata para korban yang terbunuh untuk penelitian heterokromia dan berusaha membuktikan melalui eksperimen dugaan perlawanan orang-orang Yahudi dan Roma terhadap sejumlah penyakit.
Unit 731 adalah unit rahasia Angkatan Darat Jepang yang melakukan eksperimen ilmiah paling mematikan pada manusia selama Perang Dunia II.
Dipimpin oleh Jenderal Shiro Ishii, Unit 731 tersebut melakukan eksperimen ilmiah pada sekitar 250.000 pria, wanita, dan anak-anak. Sebagian besar korban adalah orang China, bersama dengan beberapa tawanan perang dari Rusia dan Sekutu.
Prosedur eksperimen ilmiah paling mematikan yang Unit 731 lakukan, di antranya pembedahan tanpa anestesi, mengamputasi anggota tubuh yang tidak perlu, dan pengangkatan organ tubuh, seperti bagian otak, hati, paru-paru dan lain-lain.
Para korban eksperimen ilmiah paling mematikan ini juga menjadi sasaran perang biologis, pengujian radang dingin, kehamilan paksa, dan bahkan pengujian senjata dengan granat atau penyembur api.
Baca juga: Unit 731, Eksperimen Senjata Biologis Jepang Selama Perang Dunia II
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.