Persinggahan Mansa Musa I pada 1324 di Kairo, bagaimanapun, akan menyebarkan ketenaran Mali lebih jauh ke Eropa, di mana kisah-kisah tinggi tentang kekayaan luar biasa Mansa Musa I dalam emas mulai membangkitkan minat para pedagang dan penjelajah ke Mali.
Sepanjang perjalanan Mansa Musa I di Mesir, ia meninggalkan sebagian kekayaannya yang tidak terbayangkan oleh Mesir saat itu.
Mansa Musa I membagikan kekayaannya ke orang-orang yang ia dan rombongannya lewati, dari pasar Kairo, kantor kerajaan, hingga orang-orang miskin.
Kemurahan hatinya membuat jalanan dipenuhi dengan emas, sumber daya yang sangat dihargai dan persediaannya yang terbatas.
Orang-orang Mesir senang, setidaknya pada awalnya. Meskipun bermaksud baik, hadiah emas Mansa Musa I sebenarnya menurunkan nilai logam di Mesir, dan ekonominya mengalami pukulan besar.
Butuh 12 tahun bagi masyarakat untuk pulih, seperti yang dikutip dari History.
Baca juga: Profil Zhong Shanshan, Orang Terkaya Baru di Asia yang Geser Jack Ma
Dalam perjalanan Mansa Musa I ke Mekkah ini ternyata ia bisa memperluas wilayah Gao di dalam kerajaan Songhai, memperluas wilayahnya ke tepi selatan Gurun Sahara di sepanjang Sungai Niger.
Mansa Musa I juga membawa arsitek dan ulama dari ziarahnya ke Mekkah. Para arsitek itu yang akan membangun masjid dan universitas yang membuat kota-kota seperti Timbuktu terkenal secara internasional.
Goa adalah tempat Musa membangun salah satu dari beberapa masjid setelah menyelesaikan hajinya.
Timbuktu juga merupakan kota penting bagi kaisar terkaya dalam sejarah ini, yang menggunakan kekayaannya untuk membangun sekolah, universitas, perpustakaan, dan masjid.
Pusat perdagangan yang berkembang di Timbuktu adalah tempat Mansa Musa I menugaskan Masjid Djinguereber, tempat terkenal yang dibangun dari bata lumpur dan kayu yang kuat tak termakan waktu, tetap aktif selama lebih dari 500 tahun kemudian.
Kabar tentang kekayaan dan pengaruh Mansa Musa I baru menyebar ke luar Afrika setelah perjalanannya ke Mekkah.
Kisah-kisah tentang konvoi dan kedermawanannya yang besar terus diceritakan lama setelah kematiannya, yang diyakini terjadi antara tahun 1332 dan 1337.
Pada akhir abad ke-14, Mansa Musa I telah digambar dalam Catalan Atlas 1375, sumber penting bagi navigator Eropa Abad Pertengahan.
Catalan Atlas 1375 dibuat oleh kartografer Spanyol Abraham Cresques, atlas tersebut menggambarkan Musa duduk di atas takhta dengan tongkat dan mahkota emas, serta sedang memegang bongkahan emas.
Tanggal pasti kematian Mansa Musa I sebenarnya tidak dicatat. Namun, sesuai perhitungan yang dibuat oleh para sejarawan, Mansa Musa I meninggal sekitar tahun 1337, setelah memerintah selama 25 tahun.
Takhta Mansa Musa I diteruskan oleh putra sulungnya, Mansa Maghan I yang memerintah dari 1337 hingga 1341.
Namun, penerus Mansa Musa I gagal mempertahankan kekaisarannya, justru terus membawa Kekaisaran Mali dalam kemerosotan karena perang saudara dan invasi tentara Maroko dan kerajaan Songhai.
Baca juga: 5 Bos Kartel Narkoba Terkaya Sepanjang Sejarah, dari Pablo Escobar hingga Ochoa Bersaudara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.