Geb merupakan nama dari dewa bumi bangsa Mesir kuno.
Geb diceritakan sebagai suami dari dewi Nut (dewi bumi), ayah dari dewa Osiris, dewi Isis, dewa Set, dewi Nephthys, dan dewa Horus.
Dikatakan bahwa tawa Geb yang menyebabkan gempa bumi. Sementara dewi Nut, dikatakan bahwa setiap anggota badannya mewakili titik mata angin ketika tubuhnya membentang di atas bumi.
Osiris merupakan nama untuk dewa keadilan, dan sosoknya didewakan paling lama oleh bangsa Mesir kuno.
Menurut mitos Osiris adalah dewa yang tertua yang lahir dari Geb dan Nut.
Ia sempat dibunuh oleh Set, adiknya yang marah. Namun, kemudian ia dibangkitkan oleh Isis, saudara perempuan dan istrinya yang mengandung Horus.
Osiris diceritakan menjadi penguasa dunia bawah dan hakim orang mati. Ia ayah dari Anubis dan Horus.
Baca juga: Fakta Unik Mesir Kuno, dari Raja Wanita hingga Obat Tak Lazim
Horus adalah nama dari dewa langit bangsa Mesir kuno. Ia putra dari Osiris dan Isis.
Horus dideskripsikan sebagai dewa burung yang terhubung langsung ke langit, matahari, dan kekuatan ilahi surga.
Diceritakan bahwa Horus kehilangan mata kirinya setelah bertempur dengan pamannya, Set. Kemudian, Horus dikaitkan dengan dua simbol utama, yaitu Mata Horus dan elang.
Mata Horus menjadi simbol kuat di Mesir kuno, mewakili pengorbanan, penyembuhan, pemulihan, dan perlindungan.
Isis adalah dewi keibuan, yang artinya ia adalah ibu dari semua firaun bangsa Mesir kuno. Ia diceritakan adalah istri Osiris, ibu Horus, putri dari Geb dan Nut.
Mitosnya, Isis berhubungan erat dengan dewi Mesir sebelumnya, Hathor, dan dianggap "Bunda para Dewa".
Ia diyakini tanpa pamrih dalam memberikan bantuan kepada para firaun dan rakyat Mesir kuno.
Simbol umum Isis itu digambarkan layang-layang (burung), kalajenhking, dan singgasana kosong atau terkadang menyusui bayi Horus.
Disebutkan terdapat sekte besar yang sangat kuat yang menyembah Isis, di setiap bagian dunia dari Inggris hingga Eropa di Yunani dan Roma lalu menuju Asia.