Di bawah pemerintahan firaun Hatshepsut, Mesir makmur. Tidak seperti penguasa Mesir kuno lain di dinastinya, dia lebih tertarik untuk memastikan kemakmuran ekonomi dan membangun dan memulihkan monumen di seluruh Mesir dan Nubia dari pada menaklukkan tanah baru.
Dia membangun kuil Djeser-djeseru ("tempat suci paling suci"), yang didedikasikan untuk Amon dan berfungsi sebagai pemujaan pemakamannya.
Firaun Hatshepsut juga mendirikan sepasang obelisk granit merah di Kuil Amon di Karnak, salah satunya masih berdiri sampai sekarang.
Lalu, firaun wanita ini memiliki satu ekspedisi perdagangan terkenal ke tanah Punt pada tahun ke-9 pemerintahannya. Kapal-kapal kembali dengan membawa emas, gading, dan pohon mur. Pemandangan itu diabadikan di dinding Kuil Amon di Karnak.
Baca juga: 10 Rahasia Kecantikan Para Wanita Zaman Kuno dari Masker Daging Mentah hingga Air Seni
Firaun Hatshepsut meninggal pada awal Februari 1458 SM.
Dalam beberapa tahun terakhir, para ilmuwan telah berspekulasi bahwa penyebab kematian firaun wanita ini terkait dengan salep yang digunakan untuk meringankan kondisi kulit genetik kronis yang dimiliki Hatshepsut.
Diperkirakan oleh para ahli salep kulit yang digunakan untuk pengobatan Hatshepsut mengandung bahan beracun. Pengujian artefak di dekat makamnya telah mengungkapkan jejak zat karsinogenik.
Helmut Wiedenfeld dari institut farmasi Universitas Bonn telah menegaskan, "Jika Anda membayangkan bahwa ratu memiliki penyakit kulit kronis dan bahwa dia menemukan perbaikan jangka pendek dari salep, dia mungkin telah mengekspos dirinya pada risiko besar selama bertahun-tahun."
Di akhir masa pemerintahan firaun Hatshepsut, Thutmose III memulai kampanye untuk menghapus ingatan tentang pemerintahan Hatshepsut.
Thutmose III menghancurkan atau merusak monumen firaun wanita dari Dinasti ke-18 Mesir kuno ini, menghapus banyak prasastinya dan membangun dinding di sekitar obelisknya.
Sementara beberapa orang percaya ini adalah hasil dari dendam lama Thutmose III, itu lebih mungkin merupakan upaya politik yang ketat untuk menekankan garis suksesi dan memastikan bahwa tidak ada yang akan menentangnya dan mengelak pemerintahan putranya, Amenhotep II untuk mengisi takhta.
Baca juga: 10 Standar Kecantikan dan Kejantanan yang Berkelas dari Zaman Kuno
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.