Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hatshepsut: Firaun Wanita Paling Sukses yang Berusaha Dihapus dalam Sejarah Mesir Kuno

Kompas.com - 16/09/2021, 09:23 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Hatshepsut adalah firaun wanita yang paling lama memerintah di zaman Mesir kuno. Ia memerintah selama 20 tahun pada abad ke-15 SM.

Ratu Hatshepsut dianggap sebagai salah satu firaun Mesir yang paling sukses. Namun, jejak kesuksesan kepemimpinannya berusaha dihapus dalam sejarah oleh firaun selanjutnya, Thutmose III.

Lalu, bagaimanakah riwayat Ratu Hatshepsut menjadi firaun wanita yang sukses hingga kematiannya? Berikut Kompas.com merangkum riwayat Ratu Hatshepsut melansir dari Biography.

Baca juga: Cleopatra dan Misterinya: Simbol Jelita yang Tak Sekadar Cantik Belaka

Asal-usul Hatshepsut

Hatshepsut lahir sekitar tahun 1508 SM. Ia putri tertua dan satu-satunya anak yang lahir dari raja Mesir Thutmose I dari istri dan ratu utamanya, Ahmose.

Hatshepsut diharapkan kelak akan menjadi ratu Mesir.

Setelah kematian ayahnya, Hatsheput yang saat itu berusia 12 tahun dinikahkan dengan saudara tirinya Thutmose II.

Thutmose II adalah putra dari Thutmose I dengan seorang selir yang derajatnya lebih rendah dari Ratu Ahmose.

Pernikahan keturunan dari satu bapak ini adalah praktik umum pada zama itu yang dimaksudkan untuk memastikan kemurnian garis keturunan kerajaan.

Selama masa pemerintahan Thutmose II, Hatshepsut mengambil peran tradisional sebagai ratu dan istri utama.

Baca juga: Fakta Unik Mesir Kuno, dari Raja Wanita hingga Obat Tak Lazim

Hatshepsut sebagai bupati hingga firaun wanita

Setelah 15 tahun bersama, Thutmose II menemui ajalnya meninggalkan Hatshepsut menjadi janda sebelum berusia 30 tahun.

Ratu Hatshepsut tidak memiliki putra, hanya seorang putri bernama Neferure dan pewaris laki-lakinya yang masih bayi bernama Thutmose III.

Thutmose III itu lahir dari seorang selir bernama Isis.

Karena Thutmose III terlalu muda untuk menduduki takhta tanpa bantuan, Ratu Hatshepsut menjabat sebagai bupatinya.

Awalnya, Ratu Hatshepsut menjalankan peran ini bupati secara tradisional. Namun untuk alasan yang tidak tercatat, dia mengklaim peran menjadi firaun.

Secara teknis, Hatshepsut tidak "merebut" mahkota firaun, karena Thutmose III tidak pernah digulingkan dan dianggap sebagai pemimpin kedua sepanjang hidupnya. Namun, jelas bahwa Hatshepsut adalah penguasa utama yang berkuasa selama sisa hidupnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com