Kutukan kursi orang mati berasal dari abad ke-18. Legenda mengatakan bahwa siapa pun yang berani duduk di kursi malas Busby akan segera mati.
Semuanya dimulai di North Yorkshire, pada 1702. Seorang pria pemabuk bernama Thomas Busby, berhasil menikahi seorang wanita cantik bernama Elizabeth Auty.
Namun, ayah Elizabeth sangat menentang pernikahan putrinya dengan Busby, karena dia pikir putrinya bisa mendapatkan pria yang lebih baik.
Suatu hari, Busby kembali ke rumah, di mana di sana ayah mertuanya sudah menunggunya dengan duduk di kursi favorit Busby.
Auty mengatakan dia ada di sana untuk membawa pulang putrinya. Tidak senang pernyataan itu, Busby memukul ayah mertuanya sampai mati dengan palu dan menyembunyikan mayatnya.
Busby pun dihukum mati karena perbuatannya, tetapi saat detik-detik terakhir eksekusinya, ia berteriak bahwa siapa pun yang duduk di kursi favoritnya akan mati.
Di losmen tempat Busby tinggal bersama istrinya kemudian dinamai sebagai "Busby Stoop Inn", dan kursi itu diduga telah merenggut banyak nyawa selama 300 tahun.
Pada 1968, Tony Earnshaw mengambil alih penginapan.
Earnshaw bukanlah orang yang percaya takhayul, dia awalnya menolak untuk percaya tentang kutukan Busby, menganggapnya sebagai omong kosong, dan kematian orang-orang sebelumnya yang terkait dengan kursi itu sebagai kebetulan.
Namun, kemudian Earnshaw mendengar dua penerbang RAF menantang satu sama lain untuk duduk di kursi Busby.
Keduanya melakukannya, dan keduanya meninggal dalam kecelakaan mobil di kemudian hari.
Lalu ada sekelompok buruh yang datang ke pub saat makan siang dan menantang seorang buruh muda untuk duduk di kursi Busby.
Pemuda pemberani itu menurutinya, dan pada hari yang sama dia jatuh dari atap dan tengkoraknya retak di beton di bawahnya.
Rentetan peristiwa nyata itu mengejutkan Tony Earnshaw yang semula tidak percaya tentang kutukan kursi Busby. Kematian seorang buruh muda menjadi pukulan terakhirnya.
Setelah itu, ia memohon kepada museum Thirsk untuk mengambil kursi itu dari tempatnya, tetapi hanya jika mereka setuju untuk tidak pernah membiarkan siapa pun duduk di atasnya.
Semenjak itu, meskipun banyak permintaan, tidak ada yang diizinkan untu menantang kutukan kursi Busby itu.
Baca juga: 10 Sikap Toleransi Genghis Khan di Balik Kekejaman Perang Pasukan Mongol
Seperti halnya teater, ada juga banyak takhayul di dunia olahraga. Salah satu yang paling terkenal adalah "kutukan Billy Goat" di Chicago Cubs.
Pada 1945, seorang pemilik kedai bernama William “Billy Goat” Sianis dilaporkan dilarang membawa kambing peliharaannya, Murphy, ke Lapangan Wrigley Chicago untuk melihat pertandingan keempat World Series 1945 antara Chicago Cubs dan Detroit Tigers.
Sianis mengutuk Cubs, mengatakan mereka tidak akan memenangkan permainan atau World Series lainnya lagi.
Sebelum ini, Cubs hanya memenangkan Seri Dunia 2 kali sebelumnya, pada 1907 dan 1908. Ketika mereka kalah dalam Seri Dunia pada 1945, kutukan itu mendapatkan kepercayaan.
Pada 2016, ketika Cubs memenangkan seri dunia untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu abad, media AS mengatakan bahwa kutukan itu terpatahkan.
Kutukan "The Crying Boy" berasal dari Inggris, lukisan karya Bruno Amadio tahun 1950-an. Karya lukis "The Crying Boy" miliknya sangat terkenal hingga banyak orang melakukan reproduksi.
Namun, ada cerita gelap yang menyelimuti lukisan seorang bocah laki-laki yang menangis ini. Takhayul mengatakan bahwa lukisan itu telah dikutuk sehingga menyebabkan kebakaran setiap bangunan yang memajang lukisan tersebut.
Rumor itu dimuat dalam sebuah artikel di tabloid The Sun pada 4 September 1985.
Ada peristiwa nyata, sebuah rumah terbakar, tetapi api tidak membakar "The Crying Boy". Seorang petugas pemadam kebakaran setempat kemudian mencatat bahwa ada kebakaran lain yang melalap habis bangunan, tetapi menyisakan lukisan "The Crying Boy" yang tidak rusak.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.