KAIRO, KOMPAS.com - Perang Yom Kippur yang terjadi pada 1973 adalah pertempuran pasukan Mesir dan Suriah melawan Israel saat hari Yom Kippur.
Yom Kippur merupakan hari paling suci dalam kalender Yahudi, yang juga berarti Hari Penebusan.
Penyebab Perang Yom Kippur 1973 adalah Mesir dan Suriah yang berusaha merebut kembali wilayah yang lepas ke tangan Israel dalam Perang Arab-Israel III tahun 1967.
Baca juga: Kisah Perang Arab-Israel I, Awal Mula Israel Menyerang Palestina
Perang Yom Kippur dimenangkan oleh Israel, meski diserbu Mesir di Semenanjung Sinai dan terus diusir Suriah dari Dataran Tinggi Golan.
Sebagai pemenang Perang Yom Kippur, Israel dapat merebut kembali Dataran Tinggi Golan, dan gencatan senjata mulai berlaku pada 25 Oktober 1973.
Kisah Perang Yom Kippur adalah lanjutan dari Perang Enam Hari yang dimenangi Israel dengan menakjubkan pada 1967, membuat wilayah negara tersebut empat kali lebih luas dari ukuran sebelumnya.
Kala itu Mesir kehilangan Semenanjung Sinai dan Jalur Gaza seluas 23.500 mil persegi, Jordania kehilangan Tepi Barat serta Yerusalem Timur, dan Suriah kehilangan Dataran Tinggi Golan yang strategis.
Menurut penjelasan History, Sadat ingin berdamai untuk mencapai stabilitas dan menguasai Sinai lagi, tetapi dengan situasi Israel menang perang 1967 tidak mungkin lawannya itu mau berdamai dan menguntungkan Mesir.
Sadat lalu menyusun rencana untuk menyerang Israel lagi, yang kalaupun kembali gagal, setidaknya dapat meyakinkan Israel mereka butuh perdamaian dengan Mesir.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Israel Serang Mesir, Awali Perang Enam Hari
Sadat memulainya dengan mengusir 20.000 penasihat Soviet dari Mesir dan membuka jalur diplomatik baru dengan Washington DC.
Sebagai sekutu utama Israel, Amerika Serikat (AS) akan menjadi mediator penting dalam setiap pembicaraan damai berikutnya.
Sadat juga membentuk aliansi baru dengan Suriah untuk membuat serangan terencana terhadap Israel.