Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Orang-orang Zaman Dulu Tidak Pernah Senyum Saat Foto?

Kompas.com - 12/09/2021, 20:53 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Pada awal abad ke-19 hingga awal abad ke-20, hampir semua orang tidak pernah senyum saat foto, tidak seperti saat ini.

Fenomena tersebut ternyata sudah lumrah pada zaman dulu. Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi orang dulu tidak penah senyum saat foto, berikut Kompas.com merankum dari beberapa sumber:

Baca juga: Kisah di Balik “The Falling Man”, Foto Tragis dari Serangan 9/11

1. Teknologi kamera lambat

Teknologi kamera yang berkembang saat itu masih lambat, sehingga sepertinya tidak memungkinkan orang menahan senyum bermenit-menit.

Seperti diketahui, bahwa untuk menahan senyum selama beberapa detik saja terkadang itu sulit. Jadi, orang-orang memilih untuk mempertahankan wajah mereka dalam pose yang bisa mereka tahan untuk beberapa waktu, dan wajah-wajah itu biasanya lurus dan tanpa emosi.

2. Terbiasa dilukis

Orang zaman dahulu biasa dilukis untuk mendapatkan potret diri mereka, Sehingga, pada massa perkembangan fotografi awal orang-orang saat berfoto masih melakukan kebiasaan mereka untuk dilukis, yaitu tidak tersenyum, kecuali Mona Lisa yang masih menjadi pertanyaan besar.

Baca juga: Foto Putin Telanjang Dada Menunggang Beruang, Asli atau Hasil Editan?

3. Pemahaman tidak boleh pamer emosi

Pada zaman dahulu, secara luas orang-orang tertaanam pemahaman bahwa apa yang ditunjukkan di ruang publik lebih baik sisi diri yang tenang, dan menampilkan sesuatu yang bermartabat untuk orang-orang di sekitar Anda.

Pada waktu itu, para orangtua mendiktekan bahwa orang-orang tidak berperilaku terlalu pamer emosi mereka di depan umum.

Pada kenyataannya, jika seseorang tersenyum berlebihan, orang sering menduga bahwa mereka sedikit ada gangguan jiwa.

4. Gigi jelek

Ada anggapan juga bahwa kebersihan gigi telah menjadi norma bagi semua orang pada abad ke-19.

Dan karena foto dimaksudkan untuk menggambarkan orang-orang yang terbaik, mereka hanya akan tutup mulut untuk menyembunyikan gigi jelek mereka.

Baca juga: Postingan Viral Wartawan Foto Afghanistan Ungkap Hal Memilukan

5. Senyum seperti orang gila

Selama era Victoria, senyum lebar sering dikaitkan dengan kegilaan.

Penilaian ini berangkat dari norma sosial saat itu, yang mengamanatkan bahwa orang harus memiliki kendali atas emosinya di depan umum.

Jika tersenyum lebar saat itu, seseorang akan dinggap sedang mabuk atau gila, keduanya kualitas yang sangat tidak diinginkan pada zaman itu.

6. Tradisi fotografi postmortem

Dalam tradisi fotografi postmortem, seseorang, anak, atau hewan peliharaan yang baru saja meninggal akan difoto seolah-olah mereka masih hidup.

Dimulai pada hari-hari awal fotografi pada 1900, tradisi postmortem itu sebagian besar hilang.

Namun, potret tetap digunakan sebagai cara melestarikan kehidupan untuk generasi mendatang. Itu sebabanya, berfoto cenderung serius.

7. Mahal

Pada hari-hari awal kemunculan kamera, hanya sedikit orang yang mengambil foto mereka, dan bahkan lebih sedikit lagi yang mengambil foto mereka sendiri, karena mahal.

Kebanyakan orang hanya difoto sekali seumur hidup, yang berarti mereka tidak menganggap enteng acara foto tersebut.

Baca juga: Postingan Viral Wartawan Foto Afghanistan Ungkap Hal Memilukan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com