Akan tetapi, militer Afghanistan dapat menaklukkan tentara Inggris dalam Perang Anglo-Afghanistan Pertama tahun 1839.
Pasukan Inggris sekali lagi berusaha menguasai Afghanistan dalam Perang Anglo-Afghanistan Kedua, 1878-1880.
Selama perang tersebut, Inggris mampu menegosiasikan kontrol hubungan luar negeri Afghanistan, sedangkan Afghanistan mempertahankan kontrol domestik.
Selama 1814 hingga 1816, pasukan militer Nepal bertempur dalam Perang Anglo-Nepal. Namun, British East India Co memiliki pasukan yang lebih besar dan mampu menguasai sekitar 30 persen wilayah Nepal.
Dalam hal ini, fitur geografis negara itu menguntungkannya dan pegunungan menghalangi perjalanan Inggris.
Tidak mau menghadapi medan yang berat, pasukan Inggris meninggalkan Nepal sebagai negara merdeka, menciptakan zona perbatasan untuk India yang masih diduduki Inggris.
Selain itu, tentara Inggris terkesan dengan kemampuan militer pasukan Gurkha dan merekrut mereka untuk menjadi tentara kolonial.
Baca juga: 10 Sikap Toleransi Genghis Khan di Balik Kekejaman Perang Pasukan Mongol
Selama 1772-1774, militer Inggris bertempur dan menguasai beberapa wilayah kecil Kerajaan Bhutan. Namun, kontrol ini coba dinegosiasi oleh Bhutan.
Sebagai imbalan untuk pemindahan pasukan Inggris, Kerajaan Bhutan setuju untuk membayar mereka 5 kuda dan memberi kendali atas industri penebangannya.
Meski ada perjanjian ini, kedua negara berada dalam ketidaksepakatan perbatasan yang konstan sampai 1947, ketika India memperoleh kemerdekaannya dan pasukan Inggris menarik diri dari daerah tersebut.
Saat itu orang-orang Eropa saling bersaing untuk menyerang dan menjajah negara-negara di Afrika.
Pada akhir periode invasi, sekitar 90 persen Afrika dijajah oleh negara-negara Eropa.
Pada tahun 1867, Raja Tewodros menulis korespondensi dengan Ratu Victoria dari Inggris, yang tidak pernah menjawab.