Selain duka cita dan luka—baik fisik maupun jiwa—, dampak serangan 11 September 2001 bagi Amerika Serikat adalah keparnoan luar biasa terutama terhadap wajah dan identitas bernuansa Arab dan atau Islam. Paranoid dan fobia.
Pemerintah George W Bush juga langsung mendeklarasikan perang global melawan terorisme.
Dalam pernyataannya, Bush menyebut perang ini tidak hanya memburu Al Qaeda, tetapi siapa pun yang Amerika sebut sebagai teroris beserta penyokong dan pendukungnya.
Salah satu bentuk yang kasat mata adalah penggulingan Taliban di Afghanistan dalam tempo dua bulan sejak dimulai pada 7 Oktober 2001. Taliban dinyatakan sebagai organisasi yang berada dalam naungan baiat Al Qaeda.
Tajuk Rencana harian Kompas edisi 11 September 2002—berjudul Sebelas September yang Mengguncang Dunia—pun menyebut perang global baru telah dimulai sejak serangan 11 September 2001 itu. Lawannya, teroris dan terorisme.
Di Indonesia, perang melawan teroris dan terorisme ini pun turut mencuat, terlebih lagi setelah pembentukan Densus 88 pada 20 Juni 2003, sebagai pelaksanaan UU Nomor 15 Tahun 2003 tentang Penetapan Perppu Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.
Seperti Homeland Security, Densus 88 dapat melakukan penangkapan "hanya" berbekal informasi awal intelijen tentang gelagat keberadaan teroris dan rencana terorisme.
Baca juga: Teori Konspirasi Runtuhnya WTC 9/11, Benarkah Ada Bom dalam Bangunan?
Meski mayoritas negara di dunia mendukung bahkan ambil peran dalam perang global melawan terorisme yang diinisiasi Amerika Serikat, sebuah perspektif menggelitik mencuat pula dari sudut lain, dikemas dalam rupa film.
Adalah film 11'09''01 - September 11 yang memotret pada detik tragedi di Amerika Serikat itu terjadi ada banyak peristiwa lain yang juga terjadi dan dianggap penting pula oleh orang-orang yang terlibat.
Mendiang Arief Budiman, dalam tulisan berjudul Film11 September yang tayang di harian Kompas edisi 1 Desember 2002 berpendapat, film ini seolah bertanya, apakah bila serangan itu terjadi di Bosnia atau Afghanistan maka kehebohan yang terjadi akan sama?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.