Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok Putri Persia Zahra Khanom Taj Saltaneh dari Potret Wanita Berkumis

Kompas.com - 09/09/2021, 18:21 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Zahra Khanom Taj Al-Saltaneh, itulah salah satu dari putri Persia abad ke-19, yang menjadi buah bibir tentang standar cantik di masa lalu.

Sosoknya banyak dibicarakan oleh masyarakat modern ini sebatas penampilan fisik: wanita gemuk dan berkumis tipis. Itulah mungkin topik yang "menarik perhatian", dengan membubuhi tentang dirinya simbol kecantikan pada masa itu.

Mungkin yang menjadi "menarik" dalam pembahasan masyarakat kini adalah standar cantik zaman itu yang nampaknya jauh berbeda dari peradaban modern kini.

Banyak gambar yang beredar memperlihatkan sosok wanita gemuk dan berkumis tipis, yang disebut putri Persia atau putri Qajar.

Sebenarnya, gambar itu berasal dari dua profil wanita berbeda. Mengutip Medium.com, ada profil dari Fatimah Khanum Ismat Al-Dawlah dan Zahra Khanum Taj Al-Saltaneh.

Di sini Kompas.com akan merangkum cerita dari sosok Zahra Khanum Taj Al-Saltaneh, bagaimanakah riwayatnya?

Zahra Khanum Taj Al-Saltaneh adalah putri dari Naser Al-Din Shah, Raja Persia (sekarang Iran) dari (1843-1896) dengan istrinya Turan Es-Saltaneh. Ia lahir pada 1883 di Dinasti Qajar.

Baca juga: Perempuan Berdaya: 4 Wanita Cantik yang Melegenda dari Zaman China Kuno

Masa muda dan pernikahan kerajaan

Sebagai seorang putri kerajaan besar, masa muda Taj Al-Saltaneh dibentuk melalui praktik pengasuhan anak kerajaan. Perawatan gadis ini dipercayakan kepada para pengasuh dan tutor.

Dalam sebuah memoarnya, ia mengungkapkan kritik untuk praktik pengasuhan kerajaan yang ia terima.

"Perempuan harus merawat bayi mereka sendiri. Demi kesehatan fisik dan emosional anak, kebiasaan lama mempercayakan bayi kepada ibu asuh dan lainnya harus diganti dengan praktik ibu yang ilmiah", seperti yang dikutip dari History of Yesterday.

Pada 1893, saat usianya masih 9 tahun sesuai tradisi ia dinikahkan dengan seorang laki-laki bernama Sardar Hassan Shojah Saltaneh, yang saat itu berusia sektar 11-12 tahun.

Secara tajam, sebenarnya ia memandang semua pernikahan wanita kerajaan adalah "perdadgangan", seperti yang dikutip dari History of Yesterday.

Namun demikian, pada saat itu Taj Al-Saltaneh berharap pernikahannya akan menjadi sarana untuk meninggalkan kehidupannya yang terasing dan mendapatkan otonomi relatif lebih baik dari seorang wanita yang sudah menikah.

Dari pernihakan itu, mereka memiliki empat anak. Namun, pernikahannya berkahir dengan perceraian pada Desember 1907.

Putri Persia ini menceraikan suaminya. Ia melanggar tabu dan menjadi salah satu wanita pertama di keluarga kerajaan yang bercerai.

Namun, hubungan romantisnya memberikan ia ketenaran sebagai "wanita bebas".

Baca juga: 10 Rahasia Kecantikan Para Wanita Zaman Kuno dari Masker Daging Mentah hingga Air Seni

Wanita yang blak-blakan

Melansir People Pill, Taj Al-Saltaneh adalah penulis catatan Dinasti Qajar. Semasa hidupnya, ia adalah pelopor hak-hak perempuan di Iran dan seorang feminis.

Dia adalah anggota terkemuka pendiri kelompok hak-hak perempuan Iran, Anjoman Horriyyat Nsevan atau Women's Freedom Association, sebuah gerakan bawah tanah untuk persamaan hak bagi perempuan sekitar tahun 1910.

Sebagai seorang penulis, pelukis, intelektual, dan aktivis, ia rajin menyelenggarakan pameran sastra di rumahnya sepekan sekali. Dia fasih juga berbahasa Arab dan Perancis, serta pintar memainkan biola.

Melansir History of Yesterday, ia merupakan wanita intelektual yang blak-blakan.

Dia menyoroti banyak masalah Iran saat itu, mulai dari kemiskinan, kurangnya pendidikan bagi perempuan, hingga mengkritik raja yang tidak kompeten.

Dia pernah terlibat dalam pawai hak-hak perempuan di parlemen dan merupakan pendukung setia revolusi konstitusi Iran.

Pada zaman itu, tidak dapat diterima untuk menjadi pembela hak-hak perempuan. Itu sebabnya, acap kali dia berdalih kepada anak-anak dan cucu-cucunya bahwa dia sedang menghadiri “sesi keagamaan”.

Kritiknya untuk pemerintahan ayahnya, dan saudara lelakinya, Mozafer El-Din Shah, ia tulis dalam memoar yang diterbitkan dengan judul "Crowning Anguish: Memoirs of a Persia Princess from the Harem of Modernity 1884-1914".

Kata pengantarnya ditulis oleh Abbas Amanat dan diterjemahkan oleh Anna Vanzan dan Amin Neshati.

Melansir People Pill, Time Literary Supplement menggambarkan memoar tersebut, "Dalam gaya yang agak tidak biasa dan rumit, memoar Taj, yang ditulis pada 1914, mencakup rentang waktu 30 tahun dari era yang berubah dengan cepat [...] Perpaduan yang aneh antara rekonstruktif dan reflektif, memoar Taj Al-Saltaneh membawa konflik intens dari kehidupan yang mengangkangi harem dan modernisme." (4 Maret 1994).

Memoar tulisan tangan Putri Persia ini ada di arsip Perpustakaan Nasional Iran.

Baca juga: 10 Standar Kecantikan dan Kejantanan yang Berkelas dari Zaman Kuno

Akhir hayat 

Buku hariannya menceritakan kehidupan yang sangat tertekan sampai 1914. Pada 1921, ia mengidentifikasi dirinya sebagai seorang wanita lajang. Dia meninggal di Teheran pada 1936.

Di tahun-tahun terakhirnya, dia mendedikasikan hidupnya untuk menulis, membaca, dan membesarkan cucu perempuan tercintanya, Taj Iran.

Dia tinggal bersama putrinya Touran Douleh sampai dia meninggal.

Dia dimakamkan di Pemakaman Zahir od-Dowleh di Tajrish. Kehidupan dan tulisannya serta perannya sebagai seorang feminis adalah subjek studi Timur Tengah di universitas-universitas dari Universitas Teheran hingga Harvard.

Pada 2015, Harvard memperoleh dari keturunannya sejumlah foto keluarga, tulisan, anekdot, dan cerita tentang kehidupan Taj Saltaneh untuk arsipnya.

Baca juga: Perempuan Berdaya: Xin Zhui, Mumi Cantik Terawat Berusia Ribuan Tahun dari Zaman China Kuno

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sosok Uskup Korban Penusukan Dalam Aksi Terorisme di Australia

Sosok Uskup Korban Penusukan Dalam Aksi Terorisme di Australia

Internasional
Persenjataan Hamas Semakin Banyak yang Justru Bersumber dari Israel

Persenjataan Hamas Semakin Banyak yang Justru Bersumber dari Israel

Internasional
Dari Mana Hamas Memperoleh Senjata?

Dari Mana Hamas Memperoleh Senjata?

Internasional
Perjalanan Hubungan Israel dan Iran, dari Sekutu Jadi Musuh

Perjalanan Hubungan Israel dan Iran, dari Sekutu Jadi Musuh

Internasional
Siapa Pemasok Terbesar Senjata untuk Israel?

Siapa Pemasok Terbesar Senjata untuk Israel?

Internasional
Apa Saja Jenis Persenjataan Militer Israel dan dari Mana Pasokannya?

Apa Saja Jenis Persenjataan Militer Israel dan dari Mana Pasokannya?

Internasional
Seberapa Kuat Militer Iran?

Seberapa Kuat Militer Iran?

Internasional
Serangan Iran ke Israel Tampaknya Direncanakan untuk Gagal

Serangan Iran ke Israel Tampaknya Direncanakan untuk Gagal

Internasional
Bagaimana Israel dan Sekutunya Cegat Lebih dari 300 Rudal dan Drone Iran?

Bagaimana Israel dan Sekutunya Cegat Lebih dari 300 Rudal dan Drone Iran?

Internasional
Seberapa Dekat Israel Singkirkan Hamas?

Seberapa Dekat Israel Singkirkan Hamas?

Internasional
Mengenal Sistem Pertahanan Iron Dome Israel

Mengenal Sistem Pertahanan Iron Dome Israel

Internasional
30 Tahun Genosida Rwanda yang Menewaskan 800.000 Orang

30 Tahun Genosida Rwanda yang Menewaskan 800.000 Orang

Internasional
Seberapa Berpengaruh Greta Thunberg?

Seberapa Berpengaruh Greta Thunberg?

Internasional
Trump Dituduh Menjual Alkitab untuk Kebutuhan Kampanye

Trump Dituduh Menjual Alkitab untuk Kebutuhan Kampanye

Internasional
Belajar dari Cara Taiwan Menghadapi Gempa Bumi

Belajar dari Cara Taiwan Menghadapi Gempa Bumi

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com