Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temujin dan Gelar Genghis Khan dalam Sejarah Kerajaan Mongol

Kompas.com - 08/09/2021, 04:38 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Pada abad ke-13, kerajaan terbesar di dunia bernama Kekaisaran Mongol diciptakan oleh seorang Genghis Khan dengan meruntuhkan suku-suku individu di Asia Timur Laut.

Pada saat dia meninggal, kekaisarannya menguasai sejumlah besar wilayah di China dan Asia Tengah, dan pasukannya telah berkelana ke barat sejauh Kiev di Ukraina modern.

Penerus Genghis Khan terus mengontrol kerajaan dengan wilayah di Timur Tengah, Asia Selatan dan Tenggara dan Eropa Timur.

Meski terdepan dalam berperang, tetapi orang-orang Mongolia dari kekaisaran ini tidak memiliki sistem penulisan.

Sampai Genghis Khan telah menguasai orang-orang Uighur, disebutkan oleh Live Science, banyak catatan tentang Kekaisaran Mongol muncul berasal dari tulisan orang asing.

Sebuah catatan penting Mongolia yang bertahan disebut "Secret History of the Mongols", tetapi ditulis secara anonim, tampaknya beberapa saat setelah kematian Genghis Khan.

Dari apa yang dapat dikumpulkan oleh para sejarawan modern, seorang Genghis Khan lahir sekitar 1160 M dan meninggal pada Agustus 1227.

Ia meninggal saat dalam proses melancarkan kampanye hukuman terhadap orang Tangut, dan penyebab kematiannya sepertinya alami.

Bagaimana kisah seorang Genghis Khan, penguasa Mongolia semasa hidupnya?

Baca juga: 10 Pemimpin Terhebat dalam Sejarah Peradaban Dunia dari Alexander Agung hingga Raja Tut

Temujin muda

Genghis Khan sebenarnya adalah nama gelar dari seorang bernama Temujin.

Pada awal kehidupan bangsa Mongolia diperintah oleh klan dan kelompok suku yang berbeda.

Ayah Temujin bernama Yesukai. Mendiang Syed Anwarul Haque Haqqi dalam bukunya “Chingiz Khan: The Life and Legacy of an Empire Builder”, menuliskan bahwa Yesukai adalah penguasa dan pemimpin dari 40.000 tenda atau keluarga.

Bahkan saudara-saudaranya, termasuk orang-orang senior Yesukai, mengakui dia sebagai pemimpin dan kepala klan Borjigin.

Ia juga keturunan Khabul Khan, yang secara singkat menyatukan bangsa Mongol melawan Dinasti Jin (Chin) di Tiongkok utara pada awal 1100-an.

Ibu Temujin, Hoelun, telah ditangkap oleh klan ayahnya dan dipaksa menjadi istri Yesukai. Itu sesuatu yang umum di Mongolia pada saat itu.

Kemudian, anak laki-laki mereka yang lahir sekitar 1160 M diberi nama Temuji, untuk merayakan kemenangan ayahnya atas musuh, yang juga bernama Temujin.

Dalam catatan Haqqi bahwa memberi nama anak yang baru lahir setelah peristiwa keberuntungan adalah praktik umum dilakukan bangsa Mongolia.

Sekitar usia 9 tahun, Temujin dijodohkan dengan Borte, putri Dai Sechen yang berusia 10 tahun. Dai Sechen adalah pemimpin suku Jungirat.

Setelah Yesukei mengantar Temujin untuk tinggal bersama keluarga calon pengantin, ia bertemu dengan anggota suku Tatar yang merupakan rival, tetapi mengundang untuk jamuan makan sebagai tanda damai.

Namun, di sana ia diracun hingga tewas. Mendengar kematian ayahnya, Temujin kembali ke rumah untuk mengklaim posisinya sebagai kepala klan.

Namun, klan menolak untuk mengakui kepemimpinan anak laki-laki itu dan bahkan mengucilkan keluarga Temujin dengan status hampir seperti seorang pengungsi.

Tekanan pada keluarga sangat besar, dan dalam perselisihan tentang rampasan berburu, Temujin bertengkar dengan dan membunuh saudara tirinya, Bekhter, membenarkan posisinya sebagai kepala keluarga.

Pada usia 16 tahun, Temujin menikahi Borte, memperkuat aliansi antara suku Konkirat dan sukunya sendiri.

Segera setelah ia menikah, Borte diculik oleh suku lawan, Merkit, dan diberikan kepada seorang kepala suku sebagai istri.
Temujin berhasil menyelamatkannya, dan segera setelah itu, Borte hamil dan melahirkan anak pertamanya laki-laki yang diberi nama Jochi. Temujin menerima anak itu sebagai miliknya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com