Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perang: Kenapa Thailand Tidak Pernah Dijajah?

Kompas.com - 07/09/2021, 13:49 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

BANGKOK, KOMPAS.com - Thailand merupakan salah satu negara yang tak pernah dijajah di dunia, bahkan satu-satunya di Asia Tenggara.

Alasan kenapa Thailand tidak pernah dijajah bisa ditelusuri saat negara itu masih bernama Siam, dan dipimpin Raja Mongkut yang bergelar Rama IV hingga Raja Chulalongkorn atau Rama V.

Kedua raja itu dengan cepat melakukan modernisasi, menerapkan pola hidup ala Barat atau mendekatinya, agar dipandang sebagai negara yang sudah mapan.

Baca juga: Kisah Perang Terlama di Dunia, 335 Tahun Tanpa Darah dan Satu Pun Peluru

Peran dua raja

Modernisasi dilakukan dalam beberapa aspek, mulai pendidikan gaya Eropa hingga mengajarkan bahasa Inggris kepada keluarga kerajaan Siam.

Raja Rama IV memerintahkan sekolah-sekolah memasukkan mata pelajaran geografi dan astronomi modern, agar para murid dapat mengenali negara Barat sebelum mereka masuk ke Siam.

Raja juga menyadari banyaknya Misionaris Kristen yang masuk Siam, sehingga mereka dipekerjakan untuk mengajarkan bahasa Inggris kepada keluarga kerajaan.

Dikutip dari Kompasiana, Raja Mongkut pun menyewa tentara bayaran dari negara Barat untuk melatih pasukan Siam.

Raja Mongkut bergelar Rama IV di Siam.WIKIMEDIA COMMONS Raja Mongkut bergelar Rama IV di Siam.
Selir-selir kerajaan juga dibebaskan untuk mencari suami sendiri dan melarang segala jenis kawin paksa atau penjualan istri demi melunasi utang.

Cara-cara yang menjadi landasan kenapa Thailand tidak pernah dijajah itu, kemudian diteruskan oleh Raja Rama V pada abad ke-19.

Baca juga: Kisah Perang: Invasi Soviet ke Afghanistan yang Berujung Lahirnya Taliban

Proses kenapa Thailand tidak dijajah

Dilansir dari New Historian, ada dua cara oleh Raja Chulalongkorn yang turut memengaruhi kenapa negara Thailand tidak pernah dijajah.

Pertama, Chulalongkorn menyadari letak geografis Siam adalah pemisah antara kolonisasi Inggris di semenanjung Melayu dan kolonisasi Perancis di Indo-China.

Istilahnya, Siam saat itu adalah buffer state atau negara pemisah/penyangga.

Myanmar sampai Malaysia dulu dijajah Inggris, sedangkan Perancis menduduki Vietnam, Laos, dan Kamboja. Semuanya mengelilingi Thailand.

Kompas Skola menerangkan, Raja Siam V kemudian berhasil melakukan diplomasi dengan Perancis dan Inggris. Ia mengadopsi teknologi dan kebiasaan Eropa untuk melindungi kekuasaan Thailand.

Dikatakan oleh New Historian, Raja Chulalongkorn sampai mengubah sistem politik Thailand menjadi versi yang lebih Eropa.

Chulalongkorn juga mengadakan proyek pembuatan peta, karena tahu orang-orang Eropa menekankan pengetahuannya pada topografi dalam menentukan wilayah.

Dengan memahami peta, konflik perbatasan yang tidak jelas atau saling klaim tanah bisa ditekan.

Bahkan, Raja Chulalongkorn atau Rama V memerintahkan seluruh rakyat Siam memakai sepatu Eropa modern, bukan sepatu tradisional Thailand lagi, agar ketika bangsa Barat datang mereka mengira penduduk setempat tidak terbelakang dan seperti teman.

Arsitek-arsitek dari Benua Biru juga dipekerjakan untuk membangun berbagai macam gedung dan benteng bergaya Eropa.

Baca juga: Kisah Perang Dunia II: Bagaimana Akhirnya dan Siapa Pemenangnya?

Kebijakan-kebijakan itu membuat Siam terkenal sebagai pemerintahan yang terbuka dengan negara-negara asing, sehingga turut memengaruhi faktor kenapa Thailand tidak pernah dijajah oleh bangsa Barat.

Ilustrasi Thailand - Pemandangan Phuket Big Buddha di Phuket, Thailand.SHUTTERSTOCK / By thaisign Ilustrasi Thailand - Pemandangan Phuket Big Buddha di Phuket, Thailand.
Kedua, alasan kenapa Thailand tidak pernah dijajah oleh negara lain adalah sistem pemerintahan bernama Mandala.

Di sistem itu, Chulalongkorn membangun kekuatan tentara lokal untuk menempati wilayah-wilayah di luar jangkauannya.

Tentaranya memang tidak sekuat pasukan Eropa, tetapi memberi raja lebih banyak kekuatan untuk mengendalikan pemimpin lokal.

Akhirnya semua penguasa lokal digulingkan, dilucuti kekuasaannya, dan pemerintahan dipusatkan di Bangkok.

Perjanjian Browing dan ikut Perang Dunia 1

Perjanjian Browing pada 1854 adalah kesepakatan yang dilakukan Gubernur Hong Kong John Browing saat masih diduduki Inggris, dengan Siam untuk menghapus monopoli pajak perdagangan luar negeri.

Perjanjian ini sangat merugikan Siam dan menguntungkan Inggris, tetapi Raja Rama V melakukannya demi menghindari penjajahan.

Sebab, dengan dihapusnya pajak dan bea impor, membuat Siam terintegrasi dengan sistem ekonomi dunia.

Mereka menjadi pasar penjualan barang-barang industri dan investasi negara Barat. Siam juga bisa mengekspor produk beras, timah, dan kayu jati.

Ilustrasi dampak Perang Dunia I kemdikbud.go.id Ilustrasi dampak Perang Dunia I
Berlanjut pada 1917, Siam memutuskan ikut Perang Dunia 1 melawan Jerman dan Austria-Hongaria, untuk mendapat dukungan dari Inggris dan Perancis berhubung lawan mereka sama.

Partisipasi itu membuat Siam dapat kursi di konferensi Perjanjian Versailles pada Januari 1919.

Baca juga: Isi Perjanjian Versailles 1919 dan Kerugian Jerman Kalah Perang Dunia 1

Minim hasil bumi

Faktor lainnya mengapa Thailand tidak pernah dijajah adalah minim hasil bumi.

Tidak seperti negara-negara Asia Tenggara lain yang sumber daya alamnya melimpah, Siam tidak memiliki tanah subur.

Alhasil, orang-orang Barat tidak tertarik menduduki dan turut menjadi alasan kenapa Thailand tidak pernah dijajah oleh negara lain.

Secara kesimpulan, kombinasi faktor modernisasi, diplomasi, dan hasil bumi adalah alasan mengapa Thailand tidak dijajah.

Baca juga: Kisah Perang: Schwerer Gustav, Meriam Terbesar Sejagat Raya Milik Nazi

Sumber: Kompas.com (Penulis: Serafica Gischa | Editor: Nibras Nada Nailufar)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com