Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inspirasi Energi: Mengenal PLTA Terbesar di Dunia Three Gorges Dam, Lebih Luas dari Kota Jayapura

Kompas.com - 06/09/2021, 11:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Pada 2012, pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Three Gorges Dam di China dikukuhkan sebagai bendungan PLTA terbesar di dunia.

PLTA Three Gorges Dam alias Bendungan Tiga Ngarai menyalip PLTA Itaipu di Brasil dan Paraguay yang sebelumnya menjadi yang terbesar di dunia.

Melansir USGS, Three Gorges Dam memiliki kapasitas terpasang sebesar 22.500 megawatt, melampaui PLTA Itaipu yang memiliki kapasitas terpasang 14.000 MW.

Baca juga: Inspirasi Energi: Ini Turbin Angin Terbesar di Dunia, Luasnya 6 Kali Lapangan Sepak Bola

Ketinggian Three Gorges dam sekitar 181 meter dan panjangnya sekitar 2,3 kilometer.

Bendungan tersebut menciptakan Waduk Tiga Ngarai, yang memiliki luas permukaan sekitar 1.045 kilometer persegi dan memanjang ke hulu dari bendungan sekitar 600 kilometer.

Jika dibandingkan, luas Waduk Tiga Ngarai ini lebih besar daripada Kota Jayapura dengan luas 940 kilometer persegi.

PLTA Three Gorges Dam dibangun di Sungai Yangtze di Provinsi Hubei, wilayah China tengah dan memiliki 34 generator turbo.

Melansir Power Technology, Three Gorges Dam menggunakan konstruksi bendungan gravitasi.

Baca juga: Inspirasi Energi: Mengenal Nord Stream 2 dan Kontroversinya

Pembangkit listrik ini merupakan penyuplai energi listrik utama bagi wilayah China timur, China tengah, Provinsi Guangdong, dan sejummlah wilayah lainnya.

Three Gorges Dam dimiliki oleh China Three Gorges Corporation (CTGC) dengan nilai proyek pembangunannya sebesar 31 miliar dollar AS.

Pada 2020, produksi listrik PLTA ini memecahkan rekor dengan menghasilkan total 111.800 gigawatt-jam.

Pembangkit listrik ini membantu mengeliminasi penggunaan batu bara setara 31,7 juta ton yang dikonsumsi oleh pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

Baca juga: Inspirasi Energi: 5 Teknologi Energi Terbarukan yang Naik Daun

Selain itu, PLTA Three Gorges Dam juga menghilangkan emisi gas buang setara 86,7 juta ton karbon dioksida, 19.600 ton nitrogen oksida, dan 20.600 ton belerang dioksida.

Dengan demikian, PLTA ini membantu menghasilkan listrik yang lebih bersih dan mengurangi ketergantungan pada batu bara.

Three Gorges menerima puncak banjir terbesarnya pada Agustus 2020, setelah hujan deras meningkatkan volume aliran air yang masuk ke bendungan.

Proyek ini diklaim telah lulus semua uji pengendalian banjir dan pembangkit listrik pada November 2020, menghilangkan keraguan soal keandalannya.

Baca juga: Inspirasi Energi: Benarkah Mobil Listrik Lebih Ramah Lingkungan?

Sejarah pembangunannya

Three Gorges Dam kali pertama dibahas pada 1920 oleh para pemimpin Partai Nasionalis China.

Gagasan pembangunannya mendapat dorongan baru pada 1953 ketika pemimpin China kala itu, Mao Zedong, memerintahkan studi kelayakan dari sejumlah situs. Perencanaan terperinci untuk proyek tersebut dimulai pada 1955.

Kelompok pro-Three Gorges Dam berkeras bahwa pembangunan bendungan di Sungai Yangtze itu akan mengendalikan banjir bandang di sepanjang sungai tersebut.

Selain itu, dengan adanya bendungan dan PLTA bakal memfasilitasi perdagangan di pedalaman serta menyediakan energi listrik yang sangat dibutuhkan untuk China tengah.

Tetapi, pembangunan bendungan itu bukannya tanpa kontra. Kritik terhadap proyek Three Gorges Dam bermunculan setelah rencana itu diajukan dan berlanjut melalui konstruksinya.

Baca juga: Inspirasi Energi: Permintaan Mobil Listrik Bisa Tersendat jika Litium Defisit

Kritik yang mucul meliputi bahaya runtuhnya bendungan, perpindahan sekitar 1,3 juta orang yang tinggal di sejumlah kota kecil dan desa di sepanjang sungai, serta hilangnya pemandangan indah di sana.

Ada juga kekhawatiran mengenai limbah manusia dan industri dari kota yang akan mencemari waduk sebagaimana dilansir Britannica.

Beberapa insinyur Cina dan asing berpendapat bahwa lebih baik membangun sejumlah bendungan yang lebih kecil daripada membangun megaproyek Three Gorges Dam.

Solusi yang dilontarkan tersebut dapat menghasilkan listrik yang sama banyaknya dan mengendalikan banjir dengan sama baiknya.

Dikepung pro dan kontra, pekerjaan Three Gorges Dam tertunda selama hampir 40 tahun karena pemerintah China mencari keputusan untuk melaksanakan rencana proyek tersebut.

Baca juga: Inspirasi Energi: Permintaan Mobil Listrik Melonjak, Berapa Lama Litium akan Habis?

Pada 1992 Perdana Menteri China Li Peng akhirnya dapat membujuk Kongres untuk meratifikasi keputusan untuk membangun Three Gorges Dam meski hampir sepertiga anggota kongres abstain atau memberikan suara menentang proyek tersebut.

Selain itu Bank Dunia menolak untuk membantu proyek tersebut dengan alasan masalah lingkungan dan lainnya. Meski demikian, proyek Three Gorges Dam lanjut terus.

Pada 1993 pekerjaan dimulai pada akses jalan dan listrik ke lokasi. Pekerja memblokir dan mengalihkan aliran sungai pada 1997, menutup tahap pertama konstruksi.

Pada 2003 waduk mulai terisi dan generator bendungan pertama terhubung ke jaringan menandakan selesainya tahap kedua dari konstruksi.

Pembangunan dinding utama bendungan selesai pada 2006. Generator-generator lainnya mulai beroperasi pada pertengahan 2012 dan lift kapal mulai beroperasi pada akhir 2015.

Baca juga: Inspirasi Energi: Cadangan Migas di Kutub Utara dan Dampak Pengeboran terhadap Lingkungan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com