Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tulang Orakel, Media Ramalan Zaman China Kuno yang Paling Dikenal dari Dinasti Shang

Kompas.com - 06/09/2021, 05:41 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Tulang Orakel adalah jenis artefak yang ditemukan di situs arkeologi di beberapa bagian dunia, tetapi paling dikenal sebagai karakteristik penting dari dinasti Shang (1600-1050 SM) di China.

Tulang Orakel digunakan untuk media ramalan di masa lalu dengan peramal membaca masa depan dari pola benjolan alami, retakan, dan perubahan warna pada tulang hewan atau plastron kura-kura (cangkanag bagian bawah kura-kura yang lebih rata dari pada bagian atasnya yang disebut karapas).

Baca juga: 10 Penemuan Arkeologi Fenomenal dari Zaman China Kuno: Mumi Lady Dai hingga Istana Bawah Tanah Kuil Famen

Tulang yang digunakan biasanya tulang belikat hewan, seperti rusa, domba, sapi, dan babi, atau plastron kura-kura.

Metode meramal dengan tulang orakel ini disebut juga osteomansi, yang ditemukan dari prasejarah timur dan timur laut Asia serta dari laporan etnografi Amerika Utara dan Eurasia.

Mengutip Smart History, tulang orakel dikatakan menawarkan saluran untuk roh nnek moyang kerajaan, tokoh legendaris dari masa lalu, dewa alam, dan roh kuat lainnya.

Disebutkan bahwa Raja Shang biasa menggunakan metode meramal tulang orakel untuk mengetahui peristiwa alam, penyakit, mimpi, dan ramalan untuk peruntungan berburu serta upaya militernya.

Baca juga: Situs Mawangdui Menyimpan Misteri Mumi Xin Zhui dan Harta Benda Berharga Zaman China Kuno

Bagaimana ritual ramalan dilakukan?

Pertamanya, tulang sapi, kerbau atau cangkang kura-kura digosok hingga bersih, dipoles, dan bisa juga direndam setelahnya.

Saat sudah kering, tulang atau cangkang itu dipahat untuk menghasilkan deretan alur dan lubang.

Ritual selanjutnya, seorang peramal akan memasukkan ranting kayu yang dipanaskan ke dalam alur dan lubang berkali-kali sampai terdengar suara retakan yang keras dan menghasilkan garis retakan yang timbul di sisi berlawanan dari tulang atau cangkang.

Retakan akan diisi dengan tinta untuk memudahkan peramal membaca informasi penting tentang masa depan yang ditanyakan sang raja.

Baca juga: Kisah Kaisar Qin Shi Huang dan Ramuan Hidup Abadi pada Zaman China Kuno

Sang peramal dikatakan meminta keterangan dan bimbingan dari arwah leluhur kerajaan untuk kemudian menafsirkan arah retakan, memberikan jawaban atas pertanyaan raja yang berkuasa.

Untuk merekam pertanyaan raja, seorang juru tulis akan mengukirnya pada permukaan tulang atau cangkang. Hasilnya ramalan juga diukir di sana.

Fragmen kulit penyu dari koleksi Galeri Arthur M Sackler, misalnya, memiliki 3 kelompok prasasti yang memiliki ukiran halus.

Dua di antaranya berkaitan dengan pertanyaan tentang hujan, yang ketiga tentang perburuan.

Sebagian besar prasasti tulang orakel berisi 4 bagian, yaitu pengantar, muatan topik, ramalan, dan laporan hasil aktual.

Baca juga: Mandat dari Surga, Konsep Politik Pemimpin Zaman China Kuno untuk Berkuasa

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com