Kerajaan Han jatuh ke tangan Qin Shi Huang pada 230 SM. Kerajaan Zhao ditaklukkan setahun kemudian pada 229 SM dengan memanfaatkan kondisi Zhao yang usia diguncang gempa dahsyat.
Wei jatuh pada 225, diikuti oleh Chu yang kuat pada tahun 223. Qin menaklukkan Yan dan Zhao pada 222. Kerajaan independen terakhir, Qi, jatuh ke tangan Qin pada 221 SM.
Dengan kekalahan 6 negara itu, Qin Shi Huang telah menyatukan China utara.
Sepanjang hidupnya, pasukannya terus memperluas batas selatan Kekaisaran Qin hingga wilayah yang sekarang disebut Vietnam. Raja Qin Shi Huang sekarang adalah Kaisar Qin China.
Sebagai Kaisar, Qin Shi Huang mereorganisasi birokrasi, menghapuskan kaum bangsawan yang ada, dan menggantinya dengan pejabat yang ditunjuk.
Penyatuan China diwarnai juga dengan kekerasan. Qin Shi Huang memandang kofusianisme dan sejumlah filosofi lainnya yang berkembang sebagai ancaman terhadap otoritasnya.
Jadi, dia memerintahkan semua buku yang tidak terkait dengan pemerintahannya dibakar habis pada 213 SM.
Kaisar pertama China itu juga mengubur hidup-hidup 460 sarjana pada 212 SM, karena berani melawan pendapatnya. Ada pun 700 lainnya dirajam sampai mati.
Di masa itu, sekolah-sekolah hanya diperbolehkan mengikuti pemikiran kaisar. "Ikuti hukum Kaisar atau menghadapi konsekuensi", hanya itu pilihannya.
Baca juga: Perempuan Berdaya: 4 Wanita Cantik yang Melegenda dari Zaman China Kuno
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.