Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kaisar Qin Shi Huang dan Ramuan Hidup Abadi pada Zaman China Kuno

Kompas.com - 04/09/2021, 19:05 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Lao mengumpulkan pasukan, dibantu oleh raja Wei, mereka mencoba merebut kendali saat Qin Shi Huang sedang bepergian.

Raja muda itu menindak keras pemberontakan dan menang. Lao dieksekusi dengan mengikat lengan, kaki, dan lehernya ke kuda, yang kemudian dipacu untuk berlari ke arah yang berlawanan.

Seluruh keluarganya juga dibunuh, termasuk dua saudara tiri raja dan semua kerabat lainnya hingga derajat ketiga (paman, bibi, sepupu).

Sementara ibu ratu terhindar, tetapi ia menghabiskan sisa hari-harinya di bawah tahanan rumah.

Lalu, Lu Buwei dibuang dengan bayang-bayang ketakutan akan dieksekusi oleh Qin Shi Huang. Pada 235 SM, Lu bunuh diri dengan meminum racun.

Dengan kematian Lu, raja berusia 24 tahun itu mengambil alih komando penuh atas kerajaan Qin.

Semenjak insiden Lao Ai, kaisar muda kehilangan kepercayaan terhadap orang-orang di sekitarnya. Ditambah, muncul pembunuh bayaran yang dikirim pemimpin negara bagian Yan.

Lalu, seorang musisi juga mencoba membunuhnya dengan memukul dengan kecapi seberat timah.

Saat itu, Qin Shi Huang memiliki banyak musuh dari negara tetangga yang mengincar kematiannya, karena mereka meyakini Qin memiliki tentara paling kuat dan mereka takut diinvasi.

Baca juga: Rahasia Cantik Mumi Xin Zhui dari China Kuno, Beda dari Mesir Punya

Penyatuan China

Ketakutan para pemimpin 6 negara lainnya itu ada benarnya, karena semakin matang kepemimpinan Qin Shi Huang, ia berhasil menaklukkan keenam negara bagian itu.

Kerajaan Han jatuh ke tangan Qin Shi Huang pada 230 SM. Kerajaan Zhao ditaklukkan setahun kemudian pada 229 SM dengan memanfaatkan kondisi Zhao yang usia diguncang gempa dahsyat.

Wei jatuh pada 225, diikuti oleh Chu yang kuat pada tahun 223. Qin menaklukkan Yan dan Zhao pada 222. Kerajaan independen terakhir, Qi, jatuh ke tangan Qin pada 221 SM.

Dengan kekalahan 6 negara itu, Qin Shi Huang telah menyatukan China utara.

Sepanjang hidupnya, pasukannya terus memperluas batas selatan Kekaisaran Qin hingga wilayah yang sekarang disebut Vietnam. Raja Qin Shi Huang sekarang adalah Kaisar Qin China.

Sebagai Kaisar, Qin Shi Huang mereorganisasi birokrasi, menghapuskan kaum bangsawan yang ada, dan menggantinya dengan pejabat yang ditunjuk.

Penyatuan China diwarnai juga dengan kekerasan. Qin Shi Huang memandang kofusianisme dan sejumlah filosofi lainnya yang berkembang sebagai ancaman terhadap otoritasnya.

Jadi, dia memerintahkan semua buku yang tidak terkait dengan pemerintahannya dibakar habis pada 213 SM.

Kaisar pertama China itu juga mengubur hidup-hidup 460 sarjana pada 212 SM, karena berani melawan pendapatnya. Ada pun 700 lainnya dirajam sampai mati.

Di masa itu, sekolah-sekolah hanya diperbolehkan mengikuti pemikiran kaisar. "Ikuti hukum Kaisar atau menghadapi konsekuensi", hanya itu pilihannya.

Baca juga: Perempuan Berdaya: 4 Wanita Cantik yang Melegenda dari Zaman China Kuno

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com