Setelah kematiannya, Kaisar Qin Shi Huang masih dikenang hingga saat ini atas segala kontribusinya dalam kemajuan budaya hingga tindakan tirani brutalnya.
Sejarah mencatatnya sebagai salah satu penguasa terpenting dari zaman China kuno, yang hidupnya diwarnai intrik politik. Ini dia kisahnya:
Baca juga: Perempuan Berdaya: Xin Zhui, Mumi Cantik Terawat Berusia Ribuan Tahun dari Zaman China Kuno
Sejak lahir di Hanan pada 259 SM, ia meneruskan garis keturunan pangeran dari Negara Qin, yang saat itu diberi nama Ying Zheng.
Ying Zheng naik takhta menjadi raja setelah kematian ayahnya, pada 246 SM saat usianya 13 tahun. Saat mulai menjabat menjadi raja, ia mengganti namanya menjadi Qin Shi Huang.
Ia mengangkat Lu Buwei menjadi perdana menterinya. Rumornya, Lu Buwei ini adalah ayah biologisnya.
Lu Buwei adalah saudagar kaya yang berteman dengan sang pangeran. Dia ini memiliki istri cantik jelita bernama Zhao Ji.
Ketika Zhao Ji baru saja hamil, Lu Buwei mengatur siasat untuk mempertemukan istrinya dengan pangeran hingga menjalin hubungan dan melahirkan anak, Ying Zheng.
Sang pangeran percaya bahwa anak itu adalah putranya hingga menyerahkan garis keturunan kerajaannya.
Baca juga: Situs Mawangdui Menyimpan Misteri Mumi Xin Zhui dan Harta Benda Berharga Zaman China Kuno
Selama 8 tahun awal pemerintahan Qin Shi Huang, Lu Buwei bertindak sebagai walinya.
Di masa-masa itu adalah periode tersulit bagi penguasa mana pun di China, karena negara masih terpecah menjadi 7 negara bagian yang saling bertikai, atau dikenal dengan Zaman Negara-negara Berperang.
Ketujuh negara yang berperang itu, Qin (sekarang sebagian wilayah Shaanxi); Chu (sekarang wilayah Hunan, Hubei); Han (sekarang sebagian wilayah Shanxi); Qi (sekarang wilayah Shandong); Zhao (sekarang wilayah Hebei, Mongolia Dalam dan Shanxi); Wei (sekarang wilayah Henan); dan Yan (sekarang wilayah Hebei).
Masing-masing menyatakan diri mereka sebagai raja saat pemerintahan Dinasti Zhou runtuh (770-256 SM).
Qin Shi Huang juga berkali-kali menjadi target untuk dijatuhkan, termasuk oleh Lu Buwei.
Pada 240 SM, dalam upaya untuk menggulingkan Qin Shi Huang, ia memperkenalkan ibu raja, Zhao Ji, kepada Lao Ai, seorang pria yang terkenal karena penis besarnya.
Hubungan ibu raja itu dengan Lao Ai menghasilkan 2 putra. Setelah itu, Lao dan Lu Buwei segera melancarkan kudeta pada 238 SM.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.