Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Cheran, Kota Tanpa Negara yang Warganya Lebih Bahagia dan Aman

Kompas.com - 04/09/2021, 15:53 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber BBC

CHERAN, KOMPAS.com - Apa yang terjadi jika masyarakat muak dengan perilaku pemerintah dan polisi yang korup, serta kekerasan geng kriminal yang tak kunjung usai? Depak mereka semua.

Setidaknya itu yang dilakukan warga Cheran, kota kecil di negara bagian Michoacan, Meksiko.

Cheran berdiri sendiri tanpa negara, dengan dipimpin perempuan lokal. Mereka bangkit untuk mempertahankan hutan dari penebang bersenjata, dan mengusir polisi serta politisi pada saat bersamaan.

Baca juga: Sayed Sadaat, Eks Menteri Afghanistan yang Jadi Kurir di Jerman, Ini Kisah Hidupnya...

Kota berpopulasi 14.245 jiwa ini dulu dikuasai geng-geng kartel narkoba, yang tak segan melakukan kekerasan bahkan mencabut nyawa orang dalam menjalankan aksinya.

Pemandangan kota Cheran, negara bagian Michoachan, Meksiko, dari atas pada 10 Desember 2019. Cheran adalah kota yang berdiri sendiri tanpa negara, dengan memiliki otonomi khusus di bidang pangan, keamanan, maupun politik.AFP/PEDRO PARDO Pemandangan kota Cheran, negara bagian Michoachan, Meksiko, dari atas pada 10 Desember 2019. Cheran adalah kota yang berdiri sendiri tanpa negara, dengan memiliki otonomi khusus di bidang pangan, keamanan, maupun politik.
Selama bertahun-tahun warga Cheran mendapat berita pembunuhan dan penculikan hampir setiap hari, yang dilakukan oleh orang-orang bertopeng dengan memeras usaha-usaha kecil.

Kemudian, selama lebih dari tiga tahun warga menyaksikan langsung truk demi truk melewati rumah mereka dengan tumpukan kayu ilegal.

Kayu-kayu itu juga ditebang oleh kartel Meksiko, yang mendiversifikasi model bisnisnya tidak hanya narkoba tapi juga kayu, industri yang menguntungkan di Cheran.

Hingga akhirnya pada 2011, para penebang semakin dekat dengan salah satu mata air Cheran.

"Kami khawatir," ujar Margarita Elvira Romero, salah satu tokoh perlawanan masyarakat, dikutip dari BBC pada 13 Oktober 2016.

"Kalau Anda menebang pohon, air akan berkurang. Para suami kami punya ternak, ke mana mereka akan minum jika mata airnya hilang?"

Baca juga: Kisah Pasukan Elite Inggris SAS Selamatkan 20 Rekannya dari Kepungan Taliban di Gurun

Perlawanan warga Cheran

Sekelompok perempuan lalu menuju hutan untuk mencoba berunding dengan para pria bersenjata yang menebangi pohon tanpa izin.

Namun, bukannya didengar, sekelompok perempuan itu justru dicaci-maki dan diusir.

Ilustrasi hutanSHUTTERSTOCK Ilustrasi hutan
Warga Cheran tidak habis akal. Sadar bahwa terlalu bahaya menghadapi para penebang langsung saat musim semi, mereka mengganti strategi dengan mencegat truk-truk kayu di kota dengan bantuan tetangga.

Jumat 15 April 2011, pemberontakan Cheran yang juga dikenal sebagai levantamiento, dimulai.

Di jalan turunan dari hutan di luar rumah Margarita, para warga perempuan mencegat truk-truk yang akan mengangkut kayu, dan menyandera beberapa sopirnya.

Lonceng gereja El Calvario dan kembang api kemudian menyala di langit subuh, pertanda bahaya bagi masyarakat Cheran.

Warga setempat langsung berlarian untuk membantu. Suasana sangat tegang waktu itu.

"Semua orang di jalanan berlarian membawa parang," kata Melissa Fabian yang saat itu berusia 13 tahun.

"Para perempuan berlarian. Mereka semua menutup wajahnya. Anda bisa mendengar orang-orang berteriak, dan lonceng gereja berbunyi sepanjang waktu."

Baca juga: Kisah Perang Terlama di Dunia, 335 Tahun Tanpa Darah dan Satu Pun Peluru

Polisi kota lalu datang bersama wali kota, dan orang-orang bersenjata tiba untuk membebaskan teman-teman mereka yang disandera.

Sempat terjadi ketegangan antara warga kota Cheran, para penebang, dan polisi, tetapi berakhir setelah dua penebang terluka akibat tembakan kembang api dari seorang pemuda.

Ilustrasi kartel narkoba di Meksiko.Shutterstock Ilustrasi kartel narkoba di Meksiko.
"Itu membuatku ingin menangis mengingat hari itu," kenang Margarita. "Seperti film horor - tapi itu hal terbaik yang bisa kami lakukan."

Cheran berdiri tanpa negara

Tak lama usai kekacauan itu, polisi dan politisi lokal diusir karena warga curiga mereka kongkalikong dengan jaringan kriminal.

Partai politik juga dilarang sampai sekarang, karena dianggap menyebabkan perpecahan di masyarakat.

Masing-masing dari empat distrik Cheran lalu memilih perwakilan sendiri untuk dewan kota.

Cheran, yang dihuni penduduk asli Purepecha, pun kembali ke akarnya. Mereka melakukan cara kuno untuk memutuskan sesuatu, terbebas dari pengaruh luar.

Warga Cheran juga mendirikan pos pemeriksaan bersenjata di tiga jalan utama yang menuju kota tersebut.

Saat BBC mengunggah kisah Cheran ini, pos-pos pemeriksaan itu masih ada, dijaga oleh pasukan polisi lokal yang terdiri dari pria dan perempuan setempat.

Semua kendaraan yang hendak masuk disetop, ditanyai dari mana dan ke mana tujuannya.

Cheran juga membuat hukum sendiri untuk pelanggaran ringan, seperti kasus minuman beralkohol yang marak terjadi.

Pos pemeriksaan di pintu masuk kota Cheran, negara bagian Michoacan, Meksiko, dijaga personel bersenjata pada 27 Mei 2018. Hari itu Cheran menggelar pemilu tradisional untuk memilih pemimpin mereka sendiri, karena kota tersebut berdiri tanpa negara dan melarang adanya partai politik.AFP PHOTO/ALFREDO ESTRELLA Pos pemeriksaan di pintu masuk kota Cheran, negara bagian Michoacan, Meksiko, dijaga personel bersenjata pada 27 Mei 2018. Hari itu Cheran menggelar pemilu tradisional untuk memilih pemimpin mereka sendiri, karena kota tersebut berdiri tanpa negara dan melarang adanya partai politik.
Pada Minggu 18 September 2016 pagi misalnya, seorang pria muda berada di balik jeruji besi setelah diamankan akibat mabuk di jalan atau mengemudi di bawah pengaruh alkohol.

Hukumannya mencakup denda dan kerja sosial seperti memungut sampah.

Kemudian untuk pelanggaran berat kasusnya akan dibawa ke jaksa agung. Akan tetapi, selama 2015-2016 tidak ada penculikan, pembunuhan, atau orang hilang.

Baca juga: Kisah Malala Yousafzai, Gadis yang Ditembak Taliban karena Bersekolah, Selamat, hingga Lulus Kuliah di Oxford

Margarita, Melissa, dan Heriberto yang sama-sama penduduk asli Cheran menerangkan, warga kota itu bisa kompak karena memiliki solidaritas kuat.

Mayoritas penghuni Cheran adalah penduduk asli, dan adat setempat menyatakan orang-orang hanya menikahi warga setempat, sehingga hanya sedikit orang luar.

Keluarga besar pun menjadi dekat, kenal satu sama lain, dan menjadi dasar solidaritas kota.

Fenomena Cheran ini menjadi anomali di Michoacan, negara bagian yang paling banyak kasus pembunuhan sadisnya di Meksiko.

Di Michoacan beberapa kali terjadi pemenggalan kepala, atau granat yang dilemparkan ke tengah kerumunan orang di alun-alun.

Pada Juli 2016 saja ada lebih dari 180 kasus pembunuhan di Michoacan, tertinggi selama hampir 10 tahun.

Tiga orang menurunkan muatan kayu dari bak truk pikap di Cheran, negara bagian Michoacan, Meksiko, 10 Desember 2019. Cheran yang lokasinya dikelilingi hutan, ladang jagung, dan padang rumput, berdiri tanpa negara dan memiliki sistem pemerintahan sendiri.AFP PHOTO/PEDRO PARDO Tiga orang menurunkan muatan kayu dari bak truk pikap di Cheran, negara bagian Michoacan, Meksiko, 10 Desember 2019. Cheran yang lokasinya dikelilingi hutan, ladang jagung, dan padang rumput, berdiri tanpa negara dan memiliki sistem pemerintahan sendiri.
Di sekitar Cheran sendiri, dalam radius tak sampai 10 km, kasus penculikan, pemerasan, dan pembunuhan adalah pemandangan sehari-hari.

Meski begitu, Cheran tidak terpengaruh. Kota kecil ini bahkan bisa membuat warganya nyaman dan bebas beraktivitas.

Baca juga: Kisah WNI Jual Martabak Manis di New York, Warga AS Sangat Suka

"Di Cheran, saya merasa aman karena bisa berjalan-jalan saat malam hari, dan saya tidak takut sesuatu akan terjadi," ujar Melissa (18) mahasiswi bio-medis di perguruan tinggi luar Cheran.

Hutan Cheran yang dulu rusak juga sekarang kembali rimbun, dan dijaga petugas Ronda Comunitaria (nama polisi lokal) setiap hari dengan berpatroli.

Siapa pun yang ingin menebang pohon harus mendapat izin dari pihak berwenang, itu pun sangat ketat prosedurnya.

Alhasil, hutan Cheran bisa tumbuh lagi. Saat dikuasai kartel, diperkirakan separuh dari total 17.000 hektare rusak, tetapi pada 2016 sudah 3.000 hektare yang hijau lagi berkat reboisasi.

Namun, Cheran tidak sepenuhnya independen. Sebagian dananya masih mengalir dari negara bagian dan pemerintah federal, tetapi otonominya diakui oleh Meksiko.

Larangan atas partai politik di Cheran juga disahkan pengadilan negara, sehingga warga boleh tidak berpartisipasi dalam pemilu lokal, negara bagian, atau federal.

Baca juga: Dulu ART Sekarang Pimpin Misi NASA di Mars, Ini Kisah Inspiratif Diana Trujillo

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Internasional
Kecerdikan dan Kegigihan Hamas dalam Memperoleh Senjata

Kecerdikan dan Kegigihan Hamas dalam Memperoleh Senjata

Internasional
Sosok Uskup Korban Penusukan Dalam Aksi Terorisme di Australia

Sosok Uskup Korban Penusukan Dalam Aksi Terorisme di Australia

Internasional
Persenjataan Hamas Semakin Banyak yang Justru Bersumber dari Israel

Persenjataan Hamas Semakin Banyak yang Justru Bersumber dari Israel

Internasional
Dari Mana Hamas Memperoleh Senjata?

Dari Mana Hamas Memperoleh Senjata?

Internasional
Perjalanan Hubungan Israel dan Iran, dari Sekutu Jadi Musuh

Perjalanan Hubungan Israel dan Iran, dari Sekutu Jadi Musuh

Internasional
Siapa Pemasok Terbesar Senjata untuk Israel?

Siapa Pemasok Terbesar Senjata untuk Israel?

Internasional
Apa Saja Jenis Persenjataan Militer Israel dan dari Mana Pasokannya?

Apa Saja Jenis Persenjataan Militer Israel dan dari Mana Pasokannya?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com