Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Standar Kecantikan dan Kejantanan yang Berkelas dari Zaman Kuno

Kompas.com - 04/09/2021, 14:55 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Listverse

KOMPAS.com - Tren cantik dan jantan berubah dari waktu ke waktu, yang tak jarang dianggap aneh saat ini, tetapi itulah standar keindahan pada zaman itu.

Seperti tren cantik sekitar 900 M di Jepang, gigi hitam pada wanita dianggap cantik. Jika tidak mendapatkan warna hitam alami, maka mereka akan menghitamkannya.

Sementara di Roma kuno pria penggunaan kaos kaki panjang dan sandal terbuka adalah suatu penampilan yang dianggap jantan.

Apa saja standar cantik dan jantan yang berkelas di masa lalu yang aneh untuk saat ini? Berikut Kompas.com merangkum 10 daftarnya yang dilansir dari Listverse.com:

Baca juga: Tato Wajah, Sumbat Hidung: Tradisi Menolak Cantik Suku Apatani India

1. Alis menyatu seperti ulat bulu

Ilustrasi alis menyatu. [fashionmind.eu Via listverse.com]fashionmind.eu Via listverse.com Ilustrasi alis menyatu. [fashionmind.eu Via listverse.com]

Di zaman Yunani kuno, standar wanita cantik digambarkan memiliki alis menyatu penuh, seperti ulat bulu. Jika seorang wanita ingin terlihat cantik dan karismatik, maka ia perlu menambahkan alis palsu di tengahnya.

Wanita Yunani kuno menggunakan semacam bedak hitam untuk menciptakan efek alis mata tambahan, menyatu di tengah.

Kemudian, untuk mendapatkan efek alis cantik lebat seperti ulat bulu, beberapa wanita menggosok jelaga hitam atau dengan memanfaatkan bulu kambing dan getah pohon.

Seorang wanita dianggap sangat beruntung jika terlahir dengan alis mata yang menyatu seperti ulat bulu itu.

2. Sepatu hak tinggi 60 cm

Sepatu berhak tinggi 60 cm dari zaman kuno. [Victoria And Albert Museum Via Listverse]Victoria And Albert Museum Via Listverse Sepatu berhak tinggi 60 cm dari zaman kuno. [Victoria And Albert Museum Via Listverse]

Pada Abad Pertengahan, Florence, Italia adalah kota dari pusat mode dunia. Banyak tren lahir di sana dengan para wanita ingin tampil cantik.

Namun, ada salah satu tren mode yang dianggap paling mengganggu, tapi menjadi standari cantik pada masa itu, yaitu sepatu berhak kayu tinggi yang bisa mencapai 60 cm.

Penampilan ini sangat populer, hingga digemari oleh para fashionista dari kaum hawa maupun adam, meski mereka jalan dengan terpincang-pincang.

Kebanyakan orang di luar Florence menganggapnya konyol. Beberapa bahkan telah mengganggapnya "sangat sia-sia".

Baca juga: Cleopatra dan Misterinya: Simbol Jelita yang Tak Sekadar Cantik Belaka

3. Setetes racun untuk mata indah

Ilustrasi mataShutterstock Ilustrasi mata

Nightshade adalah salah satu tanaman paling beracun di dunia. Jika memasukkan sedikit nightshade ke dalam minuman seseorang, maka bisa membuatnya koma. Lalu jika menambahkan sedikit lagi saja, orang itu bisa tewas.

Namun anehnya, para wanitia di era Renaissance Italia menggunakan nightshade langsung ke mata mereka.

Hal itu dilakukan untuk menjadi wanita cantik yang disebut belladonna, karena setetas racun di mata akan melebarkan pupil.

Efek sampingnya, penglihatan akan menjadi kabur dan mempercepat detak jantung. Jika menggunakan terlalu banyak, mengakibatkan buta.

Namun, saat itu efek sampingnya hanya dianggap harga kecil yang pantas dibayar untuk terlihat cantik menawan dengan pupil mata yang lebar.

4. Kecantikan gigi hitam

Gigi hitam wanita Jepang zaman kuno. [peterbrown-palaeoanthropology.net Via Listverse.com]peterbrown-palaeoanthropology.net Via Listverse.com Gigi hitam wanita Jepang zaman kuno. [peterbrown-palaeoanthropology.net Via Listverse.com]

Sekitar 900 M, tren kecantikan gigi hitam berkembang di Jepang. Para wanita sepakat bahwa gigi hitam adalah salah satu penampilan tercantik.

Jika gigi wanita tidak menghitam secara alami, maka ia akan menghitamkannya. Campuran air panas, sake, besi panas dalam panci didiamkan selama 5 hari.

Setelah itu, sebuah ampas hitam akan naik ke permukaan dan itulah yang digunakan untuk menggosok gigi mereka.

Awalnya, tren kecantikan ini hanya digunakan oleh para wanita, tetapi kemudian berkembang hingga para pria ikut melakukannya.

Kebiasaan itu berlangsung hampir 1000 tahun sampai pada 1870 hal itu dilarang.

Baca juga: Rahasia Cantik Mumi Xin Zhui dari China Kuno, Beda dari Mesir Punya

5. Celana penis menonjol

Ilustrasi codpieces, mode pakaian zaman kuno yang membuat penis menonjol. [Via Wikimedia Commons]Via Wikimedia Commons Ilustrasi codpieces, mode pakaian zaman kuno yang membuat penis menonjol. [Via Wikimedia Commons]

Sepanjang sejarah 500 tahun lalu, Inggris memiliki standar penampilan untuk laki-laki bisa dianggap jantan, yaitu dengan menonjolkan penisnya di balik celana.

Dahulu terdapat codpieces yang merupakan tambahan bahan celana dari balutan kain empuk hingga potongan logam yang terletak di bagian selangkangan pria, sehingga membentuk seperti penis yang menonjol di celana ketat.

Fesyen ini menjadi tren pada masa Edward IV. Codpieces dianggap sebagai tren aksesoris kejantanan.

Codpieces mati di era Elizabeth I, tetapi booming kembali pada era Georgia dengan anggapan penting untuk memamerkan apa yang telah Tuhan berikan kepada mereka.

6. Luka wajah

Luka wajah di zaman kuno yang menggambarkan kejantanan. [Via Listverse.com]Via Listverse.com Luka wajah di zaman kuno yang menggambarkan kejantanan. [Via Listverse.com]

Pada abad ke-19 di Jerman, tidak ada yang lebih mengesankan seorang pria dengan luka di wajahnya. Pria itu akan mendapatkan sanjungan karena dianggap jantan.

Para pria zaman itu secara aktif pergi keluar untuk mencari peluang ia mendapatkan luka "kejantanan". Melukai diri sendiri tidak masuk hitungan.

Biasanya anak sekolah secara teratur saling menantang berduel. Meski menggunakan topeng, misalnya saat duel dengan perlengkapan anggar, mereka tetap dengan sengaja membiarkan sebagian wajahnya terluka.

Pria itu kemudian menggoreskan lukanya lagi untuk memastikan lukanya paling besar.

Dilaporkan pada zaman itu, seorang pria membuat teman-temannya kagum saat berjalan-jalan dengan 14 bekas luka di wajahnya.

Baca juga: Perempuan Berdaya: Xin Zhui, Mumi Cantik Terawat Berusia Ribuan Tahun dari Zaman China Kuno

7. Sepatu hak tinggi dan rendah

Ratu Alexandra dari Denmark. [Via Listverse.com]Via Listverse.com Ratu Alexandra dari Denmark. [Via Listverse.com]

Di Denmark pada masa lalu, sempat muncul tren wanita berjalan di jalan dengan sepatu yang tidak serasi, ukurannya berbeda, sambil membawa tongkat.

Penampilan itu sebenarnya membuat para wanita kesulitan berjalan. Namun, saat itu trendsetter kecantikan wanita Denmark ada di Ratu Alexandra, istri dari Raja Edward VII.

Setiap penampilan yang dikenakannya ditiru di seluruh negeri. Jika dia mengenakan gaun atau aksesori baru, wanita dunia bergegas ke toko untuk membelinya.

Ketika dia terjangkit demam rematik dan membuatnya berjalan pincang, para wanita saat itu juga menirunya.

Pada awalnya, para wanita Denmark saat itu hanya memeriksa lemari mereka sendiri dan menemukan dua sepatu dengan ukuran berbeda.

Mereka menggunakannya hanya ingin terlihat seperti Alexandra yang kesulitan berjalan, yang dianggap modis.

Sesaat kemudian, toko-toko segera mempopulerkannya, dan mereka mulai menjual sepatu "Alexandra Limp" dengan satu tumit tinggi dan satu tumit pendek.

8. Topi penangkal petir

Benjamin Franklin, seorang tokoh penting Amerika Serikat menciptakan mode baru setelah meletakkan kunci pada layang-layang dan menerbangkannya saat badai petir.

Rupanya, para wanita di Paris zaman dahulu khawatir akan risiko tersambar petir setiap kali mereka melangkah keluar. Jadi mereka mengambil ide Franklin dan memulai tren baru, yaitu topi penangkal petir.

Para elit pergi ke luar dengan batang logam yang menempel di kepala mereka. Batang logam itu dijulurkan ke tanah.

Namun, tidak jelas apakah topi penangkal petir itu berfungsi, karena catatan tentang orang tersambar petir juga tidak ada.

Topi penangkal petir itu dijual terutama untuk orang terkaya dan paling sadar mode. Jadi meski topi itu tidak berfungsi, yang penting adalah para wanita tampak hebat memakainya.

Baca juga: Perempuan Berdaya: 4 Wanita Cantik yang Melegenda dari Zaman China Kuno

9. Kemeja 7 lapis

Revolusi kebudayaan era Mao Zedong. [Via Wikimedia Commons]Via Wikimedia Commons Revolusi kebudayaan era Mao Zedong. [Via Wikimedia Commons]

Pada era Revolusi Kebudayaan Mao Zedong, mode pakaian baru secara praktis ikut muncul.

Beberapa anggota geng memulai tren mode terbesar dengan menggunakan kemeja 7 lapis pada anak laki-laki.

Menurut penulis Jung Chang, tren mode untuk anak laki-laki dalam Revolusi Kebudayaan adalah mengenakan beberapa kaus dalam, membuka semua kerah mereka ke atas, dan kemudian mengenakan jaket di atasnya.

Mereka percaya bahwa semakin banyak kemeja yang dipakai, semakin mencerminkan kecerdasan. Namun, tidak ada yang memamerkan pikiran cerdas seperti mengenakan 8 lapis pakaian di musim panas.

Pemegang rekor tampaknya adalah seorang anak laki-laki yang mengenakan tujuh kemeja sekaligus. Untuk gaya ekstra, ia memasangkan ini dengan sepatu kets yang tidak memiliki tali.

10. Kaos kaki panjang dengan sepatu terbuka

Pada zaman Romawi kuno berkembang mode alas kaki untuk pria yang terdiri dari kaos kaki panjang sepatu kaki terbuka. Kaos kaki itu dirajut dari wol sampai ke lutut.

Nenek moyang Romawi dahulu pergi dengan berani dan bangganya mengenakan alas kaki itu.

Baca juga: Pemerintah China Khawatir Pemuda Negaranya Terlalu Feminin, Dorong Didikan Lebih Jantan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Listverse
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com