Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Uji Coba Nuklir Terdahsyat Korea Utara

Kompas.com - 03/09/2021, 16:28 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Pada 3 September 2017, di situs pengujian Punggye-ri, Provinsi Hamgyong Utara, Korea Utara melakukan uji coba nuklir keenam dan menjadi yang terdahsyat dalam sejarahnya.

Uji coba nuklir ke-6 Korea Utara itu diledakkan pada pukul 15.50 GMT waktu setempat, yang menghasilkan aktivitas seismik yang cukup besar.

Survei Geologi AS (USGS) mencatat peristiwa ledakan nuklir Korea Utara tersebut mengakibatkan gempa berkekuatan 6,3 magnitudo.

Baca juga: Korea Utara Tampak Memulai Kembali Operasi Reaktor Penghasil Senjata Nuklir

Administrasi Gempa China (CEA) mencatat hal yang sama, sementara Badan Meteorologi Jepang mencatat gempa 6,1 magnitudo.

Gempa, efek uji coba ledakan nuklir ke-6 Korea Utara itu disebutkan oleh The Diplomat, lebih tinggi dari pada yang terjadi dalam uji coba ke-5 pada 9 September 2016.

Delapan menit setelah ledakan nuklir itu, baik USGS dan CEA melaporkan peristiwa seismik sekunder yang dilaporkan terjadi di lokasi pengujian.

USGS melaporkan 4,1 magnitudo, sedangkan CEA melaporkan 4,6 magnitudo.

Beberapa jam setelah uji coba nuklir keenam itu, Korean Central State Television (KCTV) Korea Utara menyiarkan pernyataan yang mengklaim bahwa perangkat yang diuji itu adalah bom termonuklir dua tahap.

Baca juga: Badan Pengawas Nuklir PBB Sebut Ada Indikasi Pekerjaan Plutonium di Korea Utara

Perangkat nuklir itu dirancang untuk digunakan bersama dengan rudal balistik antarbenua, Hwasong-14 Korea Utara, yang pertama kali diuji pada musim panas 4 Juli.

Para ahli berpendapat bahwa uji coba nuklir Korea Utara itu menghasilkan ledakan hidrogen setidaknya 100 kiloton, yang disebutkan The Diplomat lebih besar dari uji coba kelimanya 30 kiloton.

Ada pun para ahli yang menyebutkan kekuatan ledakan nuklir Korea Utara itu 7 kali lebih kuat dari bom Hiroshima yang dijatuhkan oleh Amerika pada 1945, seperti yang dikutip dari Vox.

Beberapa jam sebelumnya, Korean Central News Agency (KCNA), organisasi media yang dikelola pemerintah Korea Utara, merilis gambar Kim Jong Un melihat muatan bom hidrogen dimasukkan ke rudal balistik antarbenua, yang secara teoritis dapat menghantam sebagian besar kota besar AS.

“Korea Utara menginginkan kemampuan untuk menargetkan Amerika Serikat,” Jeffrey Lewis, seorang ahli program rudal Korea Utara di Institut Studi Internasional Middlebury, seperti yang dikutip dari Vox, pada 3 September 2017.

Baca juga: AS, Jepang, dan Korea Selatan Bersatu Lawan Program Nuklir Korea Utara

“Senjata termonuklir lebih merusak,” lanjutnya. Termonuklir adalah nama lain untuk bom hidrogen. Dan bom ini dapat melakukan sedikit kerusakan.

Vipin Narang, seorang ahli nuklir di MIT, mengatakan kepada Washington Post bahwa bahkan dengan “teknologi rudal balistik antarbenua yang relatif tidak akurat, (Korea Utara) dapat menghancurkan bagian kota lebih baik dengan hasil ini.”

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com