Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Abraham Karem, Perintis Drone dari “Mainan” Jadi “Predator Pembunuh”

Kompas.com - 31/08/2021, 18:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Abe meluncurkan perusahaan pertamanya di garasi rumah miliknya. Selama lima tahun, dia menggunakan garasi dan sebagian besar rumahnya untuk bekerja.

Istrinya, Dina, bersama beberapa rekannya memberikan dukungan yang luar biasa pada usahanya sehingga dia bisa bertahan.

Keluarga besarnya bahkan mau membantunya secara finansial. Meski, dia sendiri mengaku, meminjam uang dari keluarga besarnya tidaklah mudah.

“Bekerja sangat keras bukanlah pengalaman baru, tetapi selalu dekat dengan kebangkrutan dan tidak tahu apakah saya akan dapat mengembalikan uang keluarga itu sulit,” ujarnya mengutip Forbes.

Baca juga: Serangan Drone AS ke ISIS-K Ternyata Juga Tewaskan 3 Bocah Afghanistan

Generasi UAV

Pada 1981, bersama rekannya (Jack Hertenstein dan Jim Machin), Abe berhasil membuat UAV yang ringan seberat 200 pon, dan akan membawa kamera di moncongnya. Inovasi drone jenis awal ini dinamakan Albatross.

Mampu tetap terbang hingga 56 dengan kendali yang baik, Albatross kemudian mendapat pendanaan pengembangan dari Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA).

Performa drone yang luar biasa membuat agensi tersebut menawarkan kontrak dengan perusahaan baru Abe, Leading Systems Inc, pada 1985. Mereka diminta mengembangkan drone dengan daya tahan yang lebih besar yang diberi nama Amber.

Hingga pada 1988 seiring perkembangan GPS, teknologi kunci lainnya mendapatkan momentum, dan minat akan UAV terus tumbuh.

Ketika masa depan Amber tampak tidak pasti, Abe mengalihkan fokusnya ke versi ekspor berteknologi rendah yang dikerjakan timnya dengan pendanaan swasta, yakni drone Gnat-750.

Upaya ekspansi ini sempat gagal dan membuatnya terjerat dalam pinjaman bank 5 juta dollar AS (Rp 71 miliar) hingga terancam bangkrut. Untungnya, pemilik General Atomics, saudara dan miliarder terkenal Neal dan Linden Blue, membeli aset Leading Systems dari kebangkrutan pada 1990.

Baca juga: Sosok Perencana dan Fasilitator ISIS-K Tewas Diserang Drone AS saat Naik Motor

Momentum militer

Beberapa tahun kemudian, ketika pemerintahan Presiden AS Bill Clinton putus asa mencari cara untuk memantau konflik etnis di Balkan, kepala CIA James Woolsey mengingat Abe dan inovasinya yang membuat dia kagum.

CIA lalu membeli drone buatan Abe yang dilengkapi dengan kamera video dan mulai menerbangkannya di atas Bosnia. Drone itu diluncurkan dari Albania, di mana stasiun kontrol darat dan operator mereka berada.

Kesuksesan dari operasi itu, membuat kerja sama berlanjung dengan pengembangan pesawat tanpa awak lainnya bernama “Predator”. Versi awal drone jenis ini awalnya belum dilengkapi dengan kemampuan persenjataan. Namu, kelak pengembangannya menjadikan drone ini sebagai legenda di industri penerbangan.

Dron jenis ini merupakan salah satu inovasi Abe yang paling terkenal, karena sifatnya yang mematikan dan dapat berputar di atas musuh selama hampir satu hari, meski dikendalikan dari jarak jauh.

Baca juga: AS Serang Balik ISIS-K, Luncurkan Drone dari Luar Afghanistan

Drone pemburu-pembunuh dan pengintai ini muncul sebagai senjata baru yang revolusioner dalam perang di Irak dan Afghanistan. Alat ini digunakan dalam operasi kontra-terorisme di tempat-tempat seperti Pakistan dan Yaman.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com