Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mao Zedong: Tokoh Besar Sejarah China Modern dan Ahli Teori Komunis

Kompas.com - 24/08/2021, 06:38 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Thought Co

KOMPAS.com - Mao Zedong, tokoh besar sejarah China yang disebut-sebut sebagai ahli teori komunis paling terkemuka.

Ia memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat dan budaya di Negeri Tirai Bambu, sekaligus memiliki pengaruh global terhadap revolusioner politik di Amerika Serikat dan dunia Barat pada 1960-an hingga 1970-an.

Bagaimanakah jejak riwayatnya? Melansir Thought Co, berikut ringkasan catatan biografi Mao Zedong, tokoh sejarah China:

Baca juga: Taktik Perang Mao Zedong Disebut Jadi Inspirasi Taliban Menguasai Afghanistan

Masa muda

Mao Zedong lahir pada 26 Desember 1893, dari keluarga petani kaya di Shaoshan, Provinsi Hunan, China.

Mao kecil belajar ilmu Konfusianisme klasik di sekolah desa selama 5 tahun hingga usia 13 tahun. Setelah itu, ia membantu penuh keluarganya bekerja di pertanian.

Sejak muda diceritakan dalam biografinya bahwa Mao sudah suka memberontak terhadap sekolah maupun keluarganya, dengan beberapa kali ia dikeluarkan dari sekolah dan kabur dari rumahnya selama beberapa hari.

Saat Mao berusia 14 tahun pada 1907, ayahnya mengatur pernikahan untuknya dengan seorang wanita berusia 20 tahun. Ia menolaknya, sekali pun wanita tersebut telah pindah ke rumahnya.

Pendidikan dan mengenalkan Marxisme

Mao pindah ke Changsha, ibu kota Provinsi Hunan, untuk melanjutkan pendidikannya selama 6 bulan pada 1911.

Setahun kemudian, ia bergabung menjadi tentara revolusi di barak di Changsha untuk menggulingkan Dinasti Qing. Lalu, Mao mendesak Sun Yatsen untuk naik menjadi presiden dan memotong rambut kepang panjangnya, sebagai sebuah tanda revolusi anti-Manchu.

Antara 1913 hingga 1918, Mao belajar di Sekolah Pelatihan Guru, mulai saat itu ide revolusionernya lebih kuat lagi. Ia memiliki kekaguman pada Revolusi Rusia pada 1917, dan filsafat China abad ke-4 SM yang disebut Legalisme (Fajia).

Setelah lulus, Mao ikut profesornya Yang Changji ke Beijing, di mana ia bekerja di perpustakaan Universitas Beijing.

Atasannya, Li Dazhao, adalah salah satu pendiri Partai Komunis China dan sangat mempengaruhi perkembangan ide-ide revolusioner Ma sebagai calon tokoh besar sejarah China.

Pemberontakan para petani

Pada 1920, Mao menikahi Yang Kaihui, putri profesornya.

Di tahun-tahun ini, Mao mulai membaca terjemahan Manifesto Komunis dan menjadi seorang Marxis yang berkomitmen.

Enam tahun kemudian, Partai Nasionalis China atau Kuomintang (KMT), di bawah Chiang Kai Shek membantai sedikitnya 5.000 komunis di Shanghai. Ini adalah awal dari Perang Saudara China.

Pada musim gugur itu, Mao memimpin Pemberontakan Panen Musim Gugur di Changsha melawan Kuomintang. KMT menghancurkan tentara petani Mao, membunuh 90 persen dari mereka dan memaksa yang selamat keluar ke pedesaan, di mana mereka mengumpulkan lebih banyak petani untuk tujuan mereka.

Pada Juni 1928, KMT merebut Beijing dan mengaku sebagai pemerintah resmi China yang didukung oleh kekuatan asing. Namun, Mao dan para Komunis terus mendirikan Dewan petani di selatan Provinsi Hunan dan Jiangxi.

Di sana Mao meletakkan dasar-dasar pemikiran komunisnya sehingga disebut Maoisme, yang merupakan gabungan dari Marxisme-Leninisme.

Baca juga: Seabad Partai Komunis China, Xi Jinping Kenang Perjuangan Mao Zedong

Mao pimpin Republik Soviet China

Seorang panglima perang lokal di Changsha menangkap istri Mao, Yang Kaihui, dan salah satu putra mereka pada Oktober 1930.

Yang menolak untuk mengkhianati komunisme, sehingga panglima perang memenggal kepalanya di depan putranya yang berusia 8 tahun.

Sebelum kematian Yang Kaihui, Mao telah menikah dengan istri ketiganya, He Zizhen, pada Mei 1930.

Pada 1931, Mao terpilih sebagai ketua Republik Soviet China, di Provinsi Jiangxi. Mao memerintahkan pasukannya untuk melakukan aksi teror terhadap tuan tanah, mungkin lebih dari 200.000 disiksa dan dibunuh.

Pasukan itu sebagian besar terdiri dari petani dan buruh yang tidak bersenjata, tapi fanatik terhadap gerakan revolusi yang dikobarkan Mao. Mereka dikenal sebagai Tentara Merah, dan saat itu mereka berjumlah 45.000 orang.

Halaman:
Sumber Thought Co
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com