Penduduk Afghanistan yang lelah dengan perang saudara setelah penarikan Soviet, umumnya menyambut Taliban saat muncul sebagai penguasa.
Popularitas awal Taliban melejit berkat keberhasilan memberantas korupsi, membatasi pelanggaran hukum, dan membuat jalanan di bawah kendali mereka.
Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Mullah Baradar, Pendiri Taliban Kandidat Kuat Presiden Baru Afghanistan
Namun, di sisi lain, Taliban melarang televisi, musik, dan bioskop, melarang anak perempuan berusia 10 tahun lebih ke sekolah, dan memaksa perempuan mengenakan burka.
Taliban juga memberlakukan atau mendukung hukum keras, seperti eksekusi di depan umum untuk kasus pembunuhan dan perzinahan, serta potong tangan bagi para pencuri.
Kejatuhan Taliban dimulai ketika terungkap melindungi pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden, yang menjadi dalang aksi teror tragedi 9/11.
Invasi Amerika ke Afghanistan berhasil membunuh bin Laden memukul mundur Taliban, sebelum bangkit lagi sekarang setelah AS dan negara asing lainnya menarik pasukan.
Sementara itu di Soviet, dampak dari kekalahan Perang Afghanistan sangat besar dan panjang.
Soviet tidak pernah pulih dari hubungan masyarakat dan kerugian finansial, yang secara signifikan berkontribusi pada jatuhnya kekaisaran mereka pada 1991.
Uni Soviet lalu pecah dengan banyak wilayahnya memerdekakan diri, dan Rusia menjadi entitas negara tersendiri.
Baca juga: Kisah Perang Afghanistan: Awal Invasi AS dan Siapa Taliban?
Sumber: Kompas.com (Penulis: Ardi Priyatno Utomo | Ardi Priyatno Utomo)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.