Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Taliban Tidak Membantu Palestina dan Tak Menyerang Israel?

Kompas.com - 17/08/2021, 12:47 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

KABUL, KOMPAS.com - Taliban dengan cepat menduduki ibu kota Afghanistan, Kabul, pada Minggu (15/8/2021), setelah 10 hari melancarkan serangan kilat selepas penarikan pasukan asing pimpinan Amerika Serikat (AS).

Di samping faktor momentum penarikan tentara AS dan lemahnya militer Afghanistan, kemenangan cepat Taliban juga menunjukkan mereka begitu kuat.

Menurut Pusat Pemberantasan Terorisme AS di West Point, ada perkiraan kekuatan inti kelompok Taliban berjumlah 60.000 orang.

Dengan tambahan kelompok milisi dan pendukung lainnya, jumlah mereka bisa melebihi 200.000 personel.

Baca juga: Siapa Taliban dan Mengapa Ingin Menguasai Afghanistan?

Kemudian setelah Taliban kuasai Afghanistan, mereka mengeklaim ingin menegakkan syariah atau hukum Islam versi sendiri.

Lantas, dengan jumlah pasukan yang lumayan besar dan cukup persenjataan, kenapa Taliban tidak membantu Palestina yang sama-sama mayoritas Islam dan terancam diduduki Israel?

Toh, Israel juga disokong AS yang sama-sama diperangi Taliban di Afghanistan.

Sebelum menjawab kenapa Taliban tidak menyerang Israel, mari kita tengok dulu siapa Taliban dan kenapa tidak mencampuri urusan Hamas yang menguasai Gaza di Palestina.

Siapa Taliban?

Singkatnya, Taliban adalah kelompok yang berdiri sekitar awal 1990-an di wilayah Pakistan utara setelah pasukan Uni Soviet mundur dari Afghanistan.

Dalam bahasa Pashto, "Taliban" berarti "pelajar". Hal ini merujuk pada anggota kelompok yang pernah belajar di bawah Mullah Omar, salah satu pendiri Taliban dan komandan pasukan Mujahidin yang mendorong Uni Soviet keluar dari Afghanistan pada 1989.

Pemimpin tim perunding Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar melihat deklarasi akhir pembicaraan damai antara pemerintah Afghanistan dan Taliban yang disampaikan di ibu kota Qatar, Doha, pada 18 Juli 2021.AFP PHOTO/KARIM JAAFAR Pemimpin tim perunding Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar melihat deklarasi akhir pembicaraan damai antara pemerintah Afghanistan dan Taliban yang disampaikan di ibu kota Qatar, Doha, pada 18 Juli 2021.
Mullah Omar diyakini tewas pada 2013, tetapi kematiannya baru diumumkan Taliban dua tahun kemudian.

Pendiri lainnya adalah Mullah Baradar yang kini menjadi calon kuat presiden Afghanistan.

Baradar lebih dikenal sebagai kepala politik dan wajah paling populer dari kelompok ekstremis bersenjata itu, di samping Haibatullah Akhundzada yang menjadi pemimpin keseluruhan Taliban.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Mullah Baradar, Pendiri Taliban Kandidat Kuat Presiden Baru Afghanistan

Taliban awalnya didominasi oleh orang-orang Pashtun dan pengaruhnya mulai terasa pada musim gugur 1994.

Cikal bakal gerakan ini adalah pesantren dengan sumber dana dari Arab Saudi. Pesantren ini biasanya menganut aliran Sunni garis keras.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com