Dia memegang tanggung jawab penting di hampir semua perang besar di Afghanistan, dan tetap menjadi komandan tertinggi formasi Taliban di wilayah barat (Herat) serta Kabul.
Dipicu oleh semangat keagamaan, kebencian yang meluas terhadap para panglima perang dan dukungan substansial dari badan Intelijen Antar-Layanan Pakistan (ISI), Taliban meraih kekuasaan pada 1996 di Afghanistan.
Kekuasaan itu diraih setelah serangkaian penaklukan yang menakjubkan atas ibu kota provinsi yang mengejutkan dunia, sama seperti gerakan yang telah dilakukan dalam beberapa pekan terakhir.
Pada saat Taliban digulingkan, dia adalah wakil menteri pertahanan mereka. Seperti para pemimpin Taliban lainnya, Baradar menjadi sasaran sanksi Dewan Keamanan PBB, yang mencakup pembekuan aset, larangan bepergian, dan embargo senjata.
Baca juga: Biden Bela Keputusannya Tarik Pasukan AS dari Afghanistan yang Berujung Berkuasanya Taliban
Menyusul runtuhnya Taliban pada 2001, Baradar diyakini menjadi salah satu orang dalam sekelompok kecil pemberontak, yang mendekati pemimpin sementara Hamid Karzai.
Suratnya kepada Karzai saat itu dilaporkan menguraikan kesepakatan potensial, yang akan membuat para militan mengakui pemerintahan baru.
Selama 20 tahun pengasingan Taliban, Baradar memiliki reputasi sebagai pemimpin militer yang kuat dan operator politik yang halus.
Para diplomat Barat memandangnya sebagai orang yang paling resisten terhadap kontrol ISI, dan paling setuju dengan kontak politik dengan Kabul.
Sebelum penangkapannya pada 2010, ia membuat beberapa pernyataan publik. Salah satu dari pernyataan itu disampaikan pada Juli 2009, ketika dia tampaknya terlibat dalam pertukaran email dengan majalah Newsweek.
Dalam pernyataannya, dia bereaksi terhadap gelombang pasukan AS di Afghanistan dan mengatakan bahwa Taliban ingin menimbulkan kerugian maksimum pada Amerika.
Dia juga bersumpah untuk melanjutkan "perjuangan" kelompoknya sampai pengusiran musuh dari tanah Afghanistan.
Baca juga: Lari dari Taliban, 5 Warga Afghanistan Tewas Saat Rebutan Naik Pesawat di Bandara Kabul
Sejak lama, dia dikenal berkomitmen jika penarikan pasukan asing dari Afghanistan merupakan syarat dasar untuk memulai pembicaraan damai.
Namun, pemerintahan Obama menurut Guardian lebih takut pada keahlian militernya daripada kecenderungannya moderat yang dibicarakan banyak orang. CIA melacaknya ke Karachi pada 2010 dan pada Februari tahun itu membujuk ISI untuk menangkapnya.
“Penangkapan Baradar sebagian besar dipicu karena perannya dalam perang daripada karena kemungkinan dia kemungkinan bisa berdamai,” kata seorang mantan pejabat kepada Guardian.
“Faktanya adalah, orang-orang Pakistan menahannya selama bertahun-tahun sebagian besar karena AS meminta mereka.”
Baradar ditangkap dalam serangan gabungan AS-Pakistan di Karachi pada Februari 2010. Dia kemudian dibebaskan pada 2018 dan dipindahkan ke Qatar, setelah presiden Trump saat itu mengajukan permintaan tersebut sebagai bagian dari pembicaraan damai.
Baradar menandatangani perjanjian Doha dengan AS pada Februari 2020.
Sesuai perjanjian, AS dan Taliban sepakat untuk tidak saling berperang dan itu seharusnya diikuti dengan pembicaraan pembagian kekuasaan antara Taliban dan pemerintah Kabul. Namun, ada sedikit kemajuan dalam hal itu.
Baca juga: Kekacauan di Bandara Afghanistan: Suara Tembakan Picu Kepanikan, Warga Berebut Naik Pesawat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.