Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daftar 6 Negara Pertama yang Mengakui Kemerdekaan Indonesia

Kompas.com - 15/08/2021, 16:41 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah hari kemerdekaan Indonesia dideklarasikan pada 17 Agustus 1945, enam negara asing menjadi yang pertama mengakuinya.

Adanya negara yang mengakui kemerdekaan Indonesia ini memenuhi unsur deklaratif dalam membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Selain unsur deklaratif, ada juga unsur konstitutif yang memengaruhi, yakni terdiri dari wilayah, rakyat, dan pemerintahan yang berdaulat.

Baca juga: Indonesia Masuk 10 Besar Negara dengan Vaksinasi Covid-19 Terbanyak di Dunia

Sebenarnya unsur deklaratif tidak mutlak harus dipenuhi, tetapi penting agar tidak diasingkan dalam hubungan internasional.

Lantas, siapa saja negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia? Berikut enam daftarnya.

1. Mesir

Bendera Mesir.SHUTTERSTOCK Bendera Mesir.
Negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia adalah Mesir pada 22 Maret 1946.

Melansir gramedia.com pada 17 Juli 2021, negara yang terkenal dengan piramida dan Sphinx tersebut kemudian menjalin hubungan diplomatik dengan Indonesia.

Hingga 2018 hubungan diplomatik Indonesia dan Mesir telah berlangsung 71 tahun dan terus ditingkatkan sampai sekarang.

Dukungan Mesir dalam mengakui kemerdekaan Republik Indonesia juga disampaikan ketika Konsul Jenderal Mesir, Muhammad Abdul Mu'im, datang ke Yogyakarta pada 13-16 Maret 1947.

Mengutip Kompas Stori pada 22 Mei 2021, tujuan kedatangannya adalah menyampaikan pesan dari Liga Arab yang mendukung kemerdekaan Indonesia.

Liga Arab merupakan organisasi yang terdiri dari negara-negara Arab.

Peran Mesir sebagai negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia ini sangat besar, karena diikuti deretan negara Timur Tengah lainnya seperti Suriah, Qatar, Irak, dan Arab Saudi dalam memberi dukungan atau pengakuan.

Alasan Liga Arab memberi dukungan adalah ikatan keagamaan, persaudaraan, dan kekeluargaan.

Baca juga: Tak Hanya Indonesia, Inilah Sejumlah Negara yang Rayakan Kemerdekaan Bulan Agustus

2. Suriah

Seorang pria memegang bendera Suriah di Alun-alun St Peter's, Vatikan, 7 September 2013, menunggu kedatangan Paus Fransiskus memimpin doa bersama untuk perdamaian Suriah. Paus Fransiskus menyerukan kepada dunia agar puasa dan doa bersama untuk perdamaian Suriah dan menolak intervensi militer.AFP PHOTO / FILIPPO MONTEFORTE Seorang pria memegang bendera Suriah di Alun-alun St Peter's, Vatikan, 7 September 2013, menunggu kedatangan Paus Fransiskus memimpin doa bersama untuk perdamaian Suriah. Paus Fransiskus menyerukan kepada dunia agar puasa dan doa bersama untuk perdamaian Suriah dan menolak intervensi militer.
Ketika Indonesia sudah merdeka tapi masih dilanda agresi militer Belanda, Suriah yang merupakan salah satu anggota Liga Arab memperjuangkan persoalan itu dalam sidang PBB 1947.

Agresi militer Belanda di Indonesia akhirnya dihentikan melalui perundingan secara damai.

Sejak Suriah menjadi negara yang mengakui kemerdekaan Indonesia, hubungan bilateral pun terjalin.

Namun, peningkatan hubungan sempat terhenti ketika konflik Suriah menyeruak pada 2011. Saat ini hubungan kedua negara hanya sebatas saling mendukung dalam forum internasional.

3. Lebanon

Bendera Lebanon dinaikkan setengah tiang di pintu masuk Istana Baabda, sebagai tanda berkabung bagi para martir ledakan yang terjadi di Pelabuhan BeirutTwitter @LBpresidency Bendera Lebanon dinaikkan setengah tiang di pintu masuk Istana Baabda, sebagai tanda berkabung bagi para martir ledakan yang terjadi di Pelabuhan Beirut
Lebanon menyusul Mesir dan Suriah masuk dalam daftar negara yang mengakui kemerdekaan Indonesia.

Pengakuan secara de jure diberikan Lebanon kepada NKRI pada 29 Juli 1947.

Dari situ terjalin hubungan bilateral Indonesia-Lebanon, yang awalnya turut diakreditasikan oleh Duta Besar RI di Mesir.

Kedutaan Besar RI untuk Lebanon kemudian didirikan secara resmi di ibu kota Beirut pada 1996.

Baca juga: Jenderal Hitoshi Imamura: Pemimpin Penjajahan Jepang di Indonesia

4. Yaman

Pengakuan terhadap kemerdekaan Indonesia diberikan Yaman tanggal 3 Mei 1948.

Selanjutnya, hubungan bilateral Indonesia-Yaman terus ditingkatkan baik dalam bidang politik, ekonomi, hingga sosial budaya, dan telah berlangsung 70 tahun.

5. Arab Saudi

Suasana saat Duta Besar Arab Saudi Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi memberikan keterangan pers di Kantor Kedutaan Besar Arab Saudi, Jakarta, Selasa (28/2/2017). Pertemuan ini untuk membahas kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz ke Indonesia pada 1-9 Maret 2017 mendatang.KOMPAS.com/ANDREAS LUKAS ALTOBELI Suasana saat Duta Besar Arab Saudi Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi memberikan keterangan pers di Kantor Kedutaan Besar Arab Saudi, Jakarta, Selasa (28/2/2017). Pertemuan ini untuk membahas kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz ke Indonesia pada 1-9 Maret 2017 mendatang.
Negara yang mengakui kemerdekaan Indonesia selanjutnya adalah Arab Saudi.

Namun, hubungan bilateral RI-Arab Saudi baru resmi terjalin mulai 1 Mei 1950 dan terus berlanjut sampai sekarang.

Raja Salman sempat berkunjung ke Indonesia pada 2017, dan negeri kaya minyak itu juga membuka kesempatan kerja bagi TKI (Tenaga Kerja Indonesia).

Tak lupa, Arab Saudi dan Indonesia pun menjalin kerja sama di bidang haji.

6. Vatikan

6 Juli 1947, Vatikan menjadi salah satu negara Eropa pertama yang memberi pengakuan kedaulatan terhadap kemerdekaan Indonesia.

Hubungan diplomatik kedua negara terlihat dengan berdirinya Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Vatikan pada tahun yang sama.

Hubungan RI-Vatikan juga diperkuat saat Kedubes Vatikan (Apostolic Nunciature) hadir secara resmi di Jakarta sejak 1950.

Baca juga: Pakar Sejarah Sebut Swiss Terlibat Penjajahan di Indonesia

Negara-negara yang mendukung kemerdekaan Indonesia

Bendera Palestina berkibar untuk pertama kalinya di markas Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di New York, Rabu (30/9/2015).SPENCER PLATT/GETTY IMAGES/AFP Bendera Palestina berkibar untuk pertama kalinya di markas Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di New York, Rabu (30/9/2015).
Sejumlah negara juga mendukung Indonesia merdeka, bahkan sebelum Presiden Soekarno membacakan proklamasi pada 17 Agustus 1945.

Mengutip Good News from Indonesia pada 24 Agustus 2020, salah satu negara pendukungnya adalah Palestina seperti yang ditulis Zein Hassan dalam buku Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri.

Dukungan Palestina disampaikan oleh tokoh nasionalis sekaligus Mufti Agung, Amin Al Husseini, lewat siaran radio berbahasa Arab selama dua hari beruntun dari Berlin, Jerman, pada 1944.

Ucapan dari Amin Al Husseini bukan pengakuan kedaulatan secara sah, melainkan sebatas dukungan karena Indonesia belum merdeka.

Wilayah Palestina sendiri pada 1944 masih berada di bawah pemerintahan Britania Raya (1920-1948).

Kemudian melansir Kompas Stori, setelah Palestina ada India yang ikut mendukung kemerdekaan Republik Indonesia, dilatarbelakangi oleh diplomasi beras oleh Sutan Sjahrir pada 1946.

Kala itu Indonesia mengirim bantuan 500.000 ton besar ke India uang mengalami krisis pangan akibat penjajahan Inggris.

Diplomasi beras membuat India gencar menyuarakan perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Lalu, India melalui perdana menterinya, Jawaharlal Nehru, memprakarsai diadakannya Konferensi Inter-Asia atau Konferensi New Delhi pada 20-25 Januari 1949.

Selain diplomasi beras, latar belakang dukungan India mencakup perasaan senasib dan sepenanggungan sebagai bangsa yang terjajah, kedekatan sejarah dan budaya sejak abad ke-5 Masehi, serta keakraban pemimpin kedua negara.

Baca juga: Carina Joe, Ilmuwan Indonesia Salah Satu Pemilik Hak Paten Vaksin AstraZeneca

Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno pada 17 Agustus 1945.Kemdikbud Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno pada 17 Agustus 1945.
Dukungan bagi kemerdekaan Indonesia juga datang dari negara tetangga di selatan, yakni Australia.

Bentuk dukungan Australia adalah melalui peristiwa Black Armada pada 24 September 1945.

Saat itu terjadi boikot besar terhadap kapal-kapal milik Belanda di Pelabuhan Brisbane, Sydney, Melbourne, dan Fremantle.

Kapal-kapal tersebut membawa persenjataan milik Belanda menuju Indonesia.

Peristiwa Black Armada ini kemudian berdampak 400 armada kapal Belanda yang berlabuh di Australia tidak bisa melanjutkan perjalanan ke Indonesia.

Para pekerja di Pelabuhan Sydney juga menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor diplomatik Belanda. Mereka memasang spanduk bertuliskan hands off Indonesia atau "Lepaskan Indonesia".

Selain enam negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia dan tiga negara yang mendukung, Indonesia juga mendapat dukungan dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk merdeka.

Baca juga: Indra Rudiansyah, Pemuda Indonesia di Balik Terciptanya Vaksin AstraZeneca

Sumber: Kompas.com (Penulis: Verelladevanka Adryamarthanino | Editor: Nibras Nada Nailufar)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com