Sejak 2012, sekitar 5 juta orang mengungsi dan tidak dapat kembali ke rumah, baik mengungsi di Afghanistan atau berlindung di negara-negara tetangga.
Penelitian Brown University juga mengukur pengeluaran AS di perang Afghanistan Taliban, yaitu 978 miliar dollar AS (Rp 14 kuadriliun) sampai 2020, termasuk dana militer dan rekonstruksi di Afghanistan dan Pakistan.
Baca juga: Kisah Salima Mazari, Gubernur Wanita Afghanistan Pimpin Perang Lawan Taliban
Pertanyaan yang jelas adalah, akankah Taliban menguasai Afghanistan lagi?
Biden mengutarakan keyakinannya milisi tidak akan menggulingkan pemerintah di Kabul, tetapi sebuah penilaian intel AS pada Juni memprediksi Afghanistan bisa jatuh dalam waktu enam bulan setelah penarikan pasukan asing.
Pada awal Agustus, Taliban menguasai sekitar separuh Afghanistan, menurut penelitian BBC dan lainnya.
AS mengatakan, akan mempertahankan 650-1.000 tentara untuk menjaga kedutaannya, bandara Kabul, dan instalasi pemerintah penting lainnya, dan Taliban sudah mewanti-wanti sisa pasukan itu dapat menjadi target.
Kekhawatiran lainnya adalah Afghanistan kembali menjadi tempat pelatihan terorisme.
Para pejabat Taliban bersikeras mereka akan sepenuhnya mematuhi kesepakatan, dan mencegah kelompok apa pun menggunakan Afghanistan sebagai basis serangan terhadap AS dan sekutunya.
Mereka berkata, hanya ingin menerapkan "pemerintahan Islam" dan tidak akan menimbulkan ancaman bagi negara lain.
Namun, banyak analis menyebut Taliban dan Al Qaeda tak terpisahkan, dan para milisi yang terkini sangat dekat dan terlibat dalam pelatihan.
Baca juga: Malala, Gadis yang Pernah Ditembak Taliban, Lulus dari Universitas Oxford
Beberapa pemimpin mungkin ingin membuat Barat diam dengan tidak menimbulkan masalah, tetapi kelompok garis keras bisa saja engga memutus hubungan dengan Al Qaeda.
Seberapa kuat Al Qaeda dan apakah sekarang bisa membangun kembali jaringan globalnya juga belum diketahui pasti.
Ada juga cabang ISIS yang bernama ISKP di provinsi Khorasan, yang ditentang Taliban.
Seperti Al Qaeda, ISKP telah dilemahkan oleh AS dan NATO, tetapi dapat memanfaatkan momentum penarikan pasukan untuk membangun kekuatan lagi.
Jumlah milisinya hanya beberapa ratus sampai 2.000, namun bisa menjadi perhatian regional yang serius di Kazakhstan, Kirgizstan, dan sebagian Tajikistan.
Baca juga: Mengukur Kekuatan Al-Qaeda, Satu Dekade Setelah Tewasnya Osama bin Laden
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.