Invasi Amerika dan sekutunya pada tahun 2003 ke Afghanistan juga mengusung janji mendukung demokrasi dan menghilangkan ancaman teroris.
Akan tetapi, itu bukan kekalahan Taliban. Mereka hanya mundur perlahan untuk menyusun ulang kekuatan.
Tentara Amerika di Afghanistan dibantu NATO, dan Pemerintah Afghanistan yang baru mengambil alih pada 2004, tetapi serangan mematikan Taliban terus berlanjut.
Tambahan pasukan yang dikerahkan Presiden Barack Obama pada 2009 kembali memojokkan Taliban, tapi tidak untuk jangka panjang.
Kemudian pada 2014, akhir tahun paling berdarah sejak 2001, pasukan internasional NATO mengakhiri misi tempur mereka, menyerahkan tanggung jawab keamanan kepada tentara Afghanistan.
Penarikan itu memberi momentum kepada Taliban, dan mereka merebut banyak wilayah.
Pembicaraan damai antara AS dengan Taliban lalu dimulai secara tentatif, tetapi Pemerintah Afghanistan hampir tidak terlibat.
Hasil pembicaraan pada Februari 2020 di Qatar itu adalah penarikan pasukan asing.
Nyatanya, kesepakatan tidak menghentikan serangan Taliban. Meski perang Taliban vs Amerika mereda, fokus milisi beralih ke pasukan keamanan Afghanistan dan warga sipil.
Taliban membunuh mereka dan area pendudukannya tumbuh lagi.
Baca juga: Semakin Merajalela, Taliban Rebut Ibu Kota Provinsi Keenam di Afghanistan
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanKunjungi kanal-kanal Sonora.id
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.