Penarikan itu memberi momentum kepada Taliban, dan mereka merebut banyak wilayah.
Pembicaraan damai antara AS dengan Taliban lalu dimulai secara tentatif, tetapi Pemerintah Afghanistan hampir tidak terlibat.
Hasil pembicaraan pada Februari 2020 di Qatar itu adalah penarikan pasukan asing.
Nyatanya, kesepakatan tidak menghentikan serangan Taliban. Meski perang Taliban vs Amerika mereda, fokus milisi beralih ke pasukan keamanan Afghanistan dan warga sipil.
Taliban membunuh mereka dan area pendudukannya tumbuh lagi.
Baca juga: Semakin Merajalela, Taliban Rebut Ibu Kota Provinsi Keenam di Afghanistan
Taliban adalah kelompok milisi yang muncul dari perang saudara setelah penarikan pasukan Soviet pada 1989, teritama di barat daya dan perbatasan Pakistan.
Mereka bersumpah memerangi korupsi dan meningkatkan keamanan, tetapi juga menerapkan hukum Islam yang keras.
Pria wajib menumbuhkan janggut dan wanita harus mengenakan burka. TV, musik, dan bioskop dilarang.
Pada 1998 mereka menguasai hampir seluruh Afghanistan, dan setelah terpojok akibat perang Afghanistan vs Amerika mereka berkumpul lagi di perbatasan Pakistan.
Dengan 85.000 prajurit, Taliban terkini dianggap lebih kuat daripada sejak 2001.
Jumlah korban di kubu koalisi tercatat lebih sedikit daripada di sisi Taliban Afghanistan.
Penelitian oleh Brown University memperkirakan, korban tewas di pasukan keamanan Afghanistan adalah 69.000, sedangkan warga sipil dan milisi yang tewas masing-masing sekitar 51.000.
Lebih dari 3.500 tentara koalisi tewas sejak 2001, sekitar dua pertiga dari mereka adalah orang Amerika. Tentara AS yang terluka mencapai di atas 20.000.
Menurut PBB, Afghanistan memiliki populasi pengungsi terbesar ketiga di dunia.