Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Recep Tayyip Erdogan, Pemimpin Muslim Terpopuler Dunia yang Lolos dari Kudeta

Kompas.com - 09/08/2021, 23:55 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Tahun berikutnya, ia terpilih sebagai kepala Provinsi Istanbul dan diangkat ke Dewan Eksekutif Pusat. Ditugaskan untuk meningkatkan jumlah pemilih, Erdogan mendapat apresiasi atas keberhasilan partai dalam pemilihan kota 1989.

Baca juga: Hari Ke-7 Kebakaran Hutan Turki, Pembangkit Listrik Terancam Kobaran Api Tak Terkendali

Wali Kota dan Penjara Istanbul

Pada 1994, Erdogan terpilih sebagai Wali Kota Istanbul. Sebagai muslim pertama yang menjabat dalam peran ini, ia menunjukkan komitmen keagamaannya dengan melarang alkohol dari kafe-kafe milik kota.

Dia juga berhasil mengatasi masalah kekurangan air di kota, mengurangi polusi dan meningkatkan infrastruktur, hingga membantu memodernisasi ibu kota negara.

Akan tetapi pada Desember 1997, Erdogan mendapat kecaman serius. Dia diketahui secara terbuka membacakan puisi yang berisi: "Masjid adalah barak kami, kubah helm kami, menara bayonet kami dan tentara kami yang setia."

Akibat insiden itu, dia didakwa karena melanggar hukum sekuler Turki dan dituduh menghasut kebencian agama. Erdogan pun dipaksa mundur sebagai walikota dan dilarang dari jabatan publik, serta akhirnya menjalani hukuman empat bulan penjara pada 1999.

Baca juga: Kebakaran Hutan Melanda Turki, Orang-orang Melarikan Diri dari Rumah

Dari revolusioner ke otoriter

Setelah hukuman penjaranya selesai, Erdogan ikut mendirikan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) pada 2001.

AKP mengklaim kemenangan gemilang dalam pemilihan parlemen 2002, dan Erdogan segera mendapatkan kembali kekuasaannya secara resmi berkata mendemen konstitusi yang membatalkan larangan politiknya.

Dia menjadi perdana menteri Turki pada 9 Maret 2003, dan kemudian terpilih kembali untuk posisi itu dua kali lagi.

Sebagai perdana menteri, Erdogan secara nyata meningkatkan posisi ekonomi Turki. Pengendalian inflasi berhasil dilakukan, serta mendorong peningkatan investasi asing. Peningkatan pendapatan per kapita Turki pun terdongkrak dengan peringkat kredit yang menguat.

Di bawah pemerintahannya di masa ini, Erdogan juga membangun hubungan dekat dengan sekutu Barat.

Namun setelah tiga periode berkuasa sebagai Perdana Menteri Turki, Erdogan semakin dikenal sebagai pemimpin otoriter yang secara nyata meningkatkan kekuasaannya.

Pada 2013, ia memenjarakan beberapa pejabat militer senior seumur hidup karena merencanakan penggulingan AKP. Dia juga memerintahkan militer menindak demonstrasi damai di Taman Gezi Istanbul.

Tahun berikutnya, cengkraman Erdogan semakin kuat setelah pemerintahnya mengutuk penggunaan media sosial. Dia juga secara singkat memblokir akses Turki ke Twitter dan YouTube.

Baca juga: Kebakaran Hutan Turki Hanguskan Tempat Wisata, 4.000 Turis Dievakuasi

Kegagalan kudeta militer

Setelah mencapai batas masa jabatannya sebagai perdana menteri, Erdogan menjadi kandidat AKP dalam pemilihan presiden langsung pertama Turki, dan dilantik pada 28 Agustus 2014.

Meskipun perannya sebelumnya lebih bersifat seremonial, Erdogan menunjukkan niat mendirikan kekuatan baru sebagai presiden.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com