Diana Trujillo bercerita, masa lalunya sebagai imigran memotivasinya untuk selalu memberikan yang terbaik, apalagi dia berasal dari negara dengan peluang karier yang terbatas.
"Aku memandang segala sesuatu yang datang kepadaku sebagai peluang."
"Aku tidak melihatnya sebagai 'Aku tidak percaya bekerja di malam hari' atau 'Aku tidak percaya sedang bersih-bersih. Aku tidak percaya sedang membersihkan kamar mandi sekarang'."
Alih-alih mengeluh pada keadaan, Diana Trujillo memilih untuk mensyukurinya.
"Aku senang memiliki pekerjaan dan dapat membeli makanan serta punya rumah untuk tidur."
"Dengan begitu, semua yang terjadi kepadaku, termasuk hari ini, membantuku melihat hidup dengan berbeda," ungkapnya dalam wawancara dengan CBS News.
"Aku ingin terutama saudara laki-laki dan keluargaku sendiri mengakui bahwa perempuan memiliki nilai"
Akan tetapi, upaya itu tidak dilaluinya dengan mudah.
Trujillo ingat saat memilih jurusan di Universitas Florida, dia tidak tahu apa yang diinginkan.
Lalu saat menghadap dekan, dia melihat sebuah majalah dengan foto astronot wanita, pesawat ulang-alik, dan planet Bumi. Saat itulah dia memilih teknik kedirgantaraan sebagai jurusannya.
Dia juga melihat antrean dipenuhi orang-orang yang tidak berbahasa Spanyol atau terlihat seperti Hispanik. Trujillo sendiri adalah salah satu dari segelintir wanita yang mengantre masuk jurusan tersebut.
Baca juga: Kisah Putu Pendit, Doktor Perpustakaan yang Tak Dapat Tempat di Indonesia
"Itu sangat menakutkan karena kamu di antrean yang panjang dan di setiap langkah berpikir seperti 'Kamu seharusnya tidak di sini... kenapa di sini'."
Namun, keterbatasan itu justru menjadi pelecut semangatnya.