CANBERRA, KOMPAS.com - Australia sudah kenyang pengalaman tandang di medan tempur, ketika terjun ke Perang Dunia, Perang Vietnam, dan banyak konflik lainnya.
Namun saat berlaga di negara sendiri tentara "Negeri Kanguru" justru keok. Padahal, yang mereka lawan bukan manusia.
Ya, tentara Australia kalah melawan kawanan emu dalam The Great Emu War, kisah perang ketika manusia keok di hadapan burung.
Baca juga: Kisah Perang: Erwin Rommel Sang Rubah Gurun dan Plot Membunuh Hitler
Emu adalah burung asli Australia yang juga burung terbesar kedua di Bumi.
Ukurannya hanya kalah besar dari burung unta. Burung emu tingginya mencapai 1,9 meter dan bisa berlari dengan kecepatan 50 km/jam.
Berkat ikoniknya hewan ini, emu ditampilkan Australia dalam koin lima puluh sennya.
Melansir History of Yesterday, Perang Emu atau The Great Emu War bermula pada 1932, saat para petani di negara bagian Australia Barat berjuang melalui Depresi Hebat.
Banyak di antara mereka adalah veteran Perang Dunia I, dan sekembalinya ke Tanah Air diberikan pemerintah sebidang tanah dalam kondisi yang keras di Australia Barat.
Pemerintah juga menjanjikan mereka subsidi untuk menanam gandum dalam tanah yang kering.
Para veteran itu lalu mengairi tanah kering tersebut agar gandum bisa tumbuh, tetapi tanpa disadari juga menarik perhatian emu.
Populasi burung emu selalu dapat dikendalikan, tetapi kekeringan yang lebih lama dari biasanya membuat 20.000 emu bermigrasi dari pedalaman Australia ke perkebunan tersebut.
Masalah lainnya adalah, burung-burung besar itu menggunakan kaki mereka untuk menerobos pagar di sekitar perkebunan, sehingga menciptakan pintu masuk bagi kelinci.
Kelinci-kelinci liar juga membawa malapetaka karena memakan gandum dan merusak bangunan.
Delegasi petani kemudian pergi ke ibu kota Australia, Canberra, untuk meminta persetujuan membantai emu.