MOSKWA, KOMPAS.com - Kematian Yuri Gagarin pada 27 Maret 1968 sempat diliputi teka-teki, karena penyebabnya yang simpang siur dan fakta yang ditutup-tutupi.
Manusia pertama yang mencapai luar angkasa ini tewas dalam kecelakaan jet tempur MiG-15 yang ditumpanginya bersama Vladimir Seryogin.
Pesawat jatuh di luar kota kecil dekat Moskwa, dan saat itu mereka berdua sedang melakukan latihan penerbangan rutin.
Baca juga: 5 Fakta Menarik Penerbangan Manusia Pertama di Luar Angkasa oleh Yuri Gagarin
History menyebutkan, investigasi pemerintah atas kecelakaan itu menyimpulkan bahwa Gagarin berbelok untuk menghindari benda asing, seperti burung atau balon cuaca.
Manuvernya dikatakan membuat pesawat berputar-putar dan jatuh keras menghantam tanah.
Namun banyak ahli penerbangan meragukan teori itu, dengan mengira Gagarin sedang mabuk atau dirinya dan Seryogin tidak fokus karena sambil memotret.
Dugaan lainnya adalah malfungsi katup di kabin yang menyebabkan kedua pilot menderita hipoksia.
Ada juga teori-teori konspirasi lain seperti sabotase bermotif politik, bunuh diri, bahkan tabrakan dengan UFO.
Baca juga: Profil Yuri Gagarin, Kosmonot yang Patungnya Jadi Simbol Persahabatan Indonesia-Rusia
Teman Gagarin dan sesama kosmonot Rusia, Alexei Leonov, mendatangi langsung lokasi kecelakaan pada hari terjadinya insiden, dan bersama Gherman Titov bertugas di dewan penyelidik kecelakaan tersebut.
Pada 2013 Leonov mengumumkan di jaringan TV Russia Today, bahwa ada laporan lain tentang kecelakaan itu yang belum lama dideklasifikasi dan menjelaskan cerita sebenarnya.
Begini isi laporannya:
Ada pesawat kedua yang sedang latihan hari itu juga, yaitu jet Su-15.
Su-15 lebih besar dari pesawat MiG-15-nya Gagarin, sehingga jika keduanya berdekatan, pesawat yang lebih kecil dapat terguling karena terkena gelombang udara.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.