Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

12 Negara dengan Tingkat Literasi Terendah di Dunia

Kompas.com - 29/06/2021, 20:01 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Newsweek

KOMPAS.com - Sejumlah negara di dunia masih memiliki angka melek huruf yang rendah, terutama di Afrika dan Timur Tengah yang dilanda konflik.

UNESCO khawatir, 30 persen orang dewasa dan 20 persen orang berusia 25-34 tahun akan tetap buta huruf di negara-negara miskin.

Fenomena itu sangat kontras dengan sejumlah negara di Eropa, Amerika Selatan, dan Asia yang telah mencapai tingkat melek huruf 100 persen.

Baca juga: Calon Tentara AS Bajak Bus Sekolah, Malah Pusing Anak-anak Banyak Tanya

Berikut adalah 12 negara dengan tingkat literasi terendah di dunia dalam kategori usia 15 tahun ke atas, menurut data Institut Statistik (UIS) UNESCO pada November 2019 yang dilansir dari Newsweek, Senin (28/6/2021).

12. Nigeria (62 persen melek huruf)

Nigeria memiliki tingkat pendidikan lebih rendah dari yang diharapkan, mengingat pendapatan per kapitanya yang cukup tinggi.

Salah satu masalah yang paling mendesak adalah sedikitnya jumlah pra-sekolah dasar, yang hanya 13 persen di Nigeria dibandingkan dengan rata-rata 20 persen di Afrika sub-Sahara.

"Negara bagian di timur laut dan barat laut memiliki tingkat kehadiran perempuan di sekolah dasar masing-masing 47,7 persen dan 47,3 persen, yang berarti lebih dari separuh anak perempuan tidak bersekolah," ungkap UNICEF.

11. Sudan (61 persen melek huruf)

Sudan, salah satu negara dengan jumlah tertinggi anak-anak tidak sekolah di Timur Tengah dan Afrika Utara.UNICEF via NEWSWEEK Sudan, salah satu negara dengan jumlah tertinggi anak-anak tidak sekolah di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Sudan memiliki salah satu jumlah terbesar anak putus sekolah di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara.

Perkiraan menunjukkan, lebih dari tiga juta anak di sini yang berusia 5-13 tahun tidak bersekolah.

Perang, kurangnya kesadaran tentang pentingnya pendidikan, dan keterbelakangan kronis, semuanya diyakini berkontribusi pada buruknya sekolah anak laki-laki dan perempuan di negara Afrika Timur ini.

10. Komoro (59 persen melek huruf)

Pendidikan di Komoro terhambat oleh masalah-masalah yang dituding akibat desentralisasi negara dimulai pada 2011.

Masalah-masalah ini kabarnya diperparah oleh kurangnya fasilitas, peralatan, guru-guru yang berkualitas, dan gaji yang sering tertunggak sehingga banyak yang enggan mengajar.

Baca juga: Berbaju Seperti Pakaian Dalam Murid SMA Dipulangkan Sekolah, Ayahnya Tak Terima

9. Irak (50 persen melek huruf)

Perang selama beberapa dekade dan kurangnya investasi di Irak adalah faktor besar buruknya pendidikan di Irak.

Padahal, Irak dulu memiliki salah satu sistem pendidikan terkemuka di Timur Tengah dan banyak anak Irak bisa menimba ilmu di sekolah berkualitas tinggi.

UNICEF menulis, "Situasinya sangat memprihatinkan di provinsi-provinsi yang terkena dampak konflik, seperti Salah Al Din dan Diyala, di mana lebih dari 90 persen anak-anak usia sekolah tidak memiliki sistem pendidikan.

"Hampir setengah dari semua anak usia sekolah yang terlantar, sekitar 355.000 anak, tidak bersekolah. Situasinya lebih buruk bagi anak perempuan, yang kurang difasilitasi di sekolah dasar dan menengah."

8. Pantai Gading (47 persen melek huruf)

Sistem pendidikan Pantai Gading berkembang pesat ketika negara tersebut keluar dari konflik berkepanjangan pada 2011.

Namun, meningkatnya tekanan demografis dan stagnasi ekonomi sekarang membebani sektor pendidikan negara Afrika barat ini.

7. Sierra Leone (43 persen melek huruf)

Akses ke pendidikan berkualitas, retensi dan penyelesaian sekolah, adalah tantangan utama anak-anak di Sierra Leone.

UNICEF menulis di situsnya, "Faktor-faktor ini diperparah oleh kemiskinan, diskriminasi gender, jarak jauh ke sekolah, nilai pendidikan yang dianggap rendah, praktik norma-norma sosial yang negatif seperti Sunat Perempuan (86,1 persen), pernikahan dini (30 persen perempuan menikah sebelum usia 18 tahun), kehamilan remaja, lingkungan belajar yang tidak aman."

"Selain itu, hanya ada sedikit peluang untuk pendidikan alternatif bagi anak laki-laki dan perempuan putus sekolah, yang dapat membantu mereka memperoleh literasi fungsional untuk mata pencaharian berkelanjutan dan pemberdayaan ekonomi, guna mewujudkan potensi penuh mereka dan berkontribusi secara berarti bagi pembangunan bangsa."

6. Afghanistan (43 persen melek huruf)

Sistem pendidikan Afghanistan sangat terdampak akibat perang berkepanjangan selama 30 tahun lebih.UNICEF via NEWSWEEK Sistem pendidikan Afghanistan sangat terdampak akibat perang berkepanjangan selama 30 tahun lebih.
Sistem pendidikan Afghanistan sangat terdampak akibat tiga dekade lebih perang tiada henti.

UNICEF menulis di situsnya, "Bagi banyak anak-anak di negara itu, menyelesaikan sekolah dasar tetap menjadi mimpi yang jauh, terutama di daerah pedesaan dan untuk anak perempuan, meskipun ada kemajuan baru-baru ini dalam meningkatkan pendaftaran."

"Di daerah termiskin dan terpencil di negara ini, tingkat pendaftaran sangat bervariasi dan anak perempuan masih kekurangan akses yang setara."

Baca juga: 5 Fakta Zhong Shanshan Orang Terkaya Baru di Asia, Pernah Putus Sekolah

5. Benin (42 persen melek huruf)

Meskipun Benin menikmati pemerintahan demokratis yang relatif stabil, sektor pendidikan negara itu terus menghadapi dampak keruntuhan ekonomi yang relatif baru-baru ini dan banjir dahsyat tahun 2010.

4. Burkina Faso (41 persen melek huruf)

Secara hukum, pendidikan di Burkina Faso gratis, tapi pemerintah negara Afrika Barat ini tidak memiliki sumber daya cukup untuk menyediakan sekolah dasar gratis universal.

Sementara itu secara hukum batas jumlah satu kelas adalah 65 siswa, tapi kelas-kelas di banyak pedesaan jauh lebih besar karena kurangnya sekolah,.

Artinya, anak-anak dapat ditolak masuk karena ruang kelas penuh dan harus mencoba lagi tahun depan.

3. Republik Afrika Tengah (37 persen melek huruf)

Krisis kemanusiaan saat ini sangat berdampak pada kehidupan sebagian besar anak-anak di Republik Afrika Tengah yang dilanda perang.

Akibatnya, banyak sekolah di seluruh Republik Afrika Tengah ditutup karena kekerasan yang sedang berlangsung atau akibat kurangnya guru.

2. Mali (35 persen melek huruf)

UNICEF memperkirakan, lebih dari 2 juta anak-anak umur 5-17 tahun di Mali tidak bersekolah.UNICEF via NEWSWEEK UNICEF memperkirakan, lebih dari 2 juta anak-anak umur 5-17 tahun di Mali tidak bersekolah.
Meskipun pendidikan di Mali meningkat dalam beberapa tahun terakhir, UNICEF memperkirakan lebih dari 2 juta anak berusia antara 5-17 tahun masih belum sekolah, dan lebih dari separuh anak muda Mali berusia 15-24 tahun buta huruf.

"Kemiskinan rumah tangga, pekerja anak, pernikahan anak, ketidakamanan dan kurangnya sekolah yang dekat dengan rumah anak-anak adalah faktor yang mendorong tingginya angka putus sekolah dan putus sekolah di Mali," tulis UNICEF di situsnya.

"Di antara anak-anak yang bersekolah, tidak adanya guru yang mumpuni, buku pelajaran, dan lingkungan sekolah yang berkualitas rendah, semuanya berdampak buruk pada hasil belajar: sebagian besar siswa kelas lima di Mali tidak mampu menguasai matematika dasar dan keterampilan membaca."

1. Sudan Selatan (35 persen melek huruf)

Lebih dari dua juta anak di Sudan Selatan atau sekitar 70 persen tidak dapat bersekolah.

Beberapa anak putus sekolah tinggal di komunitas pastoral, sibuk beternak yang berati tidak sempat ke kelas.

Kelompok terbesar anak putus sekolah di Sudan Selatan terdiri dari perempuan, dengan kemiskinan, perkawinan anak, dan pandangan budaya serta agama yang semuanya diketahui menghambat jenjang pendidikan mereka.

Baca juga: Agar Fokus Jadi Artis TikTok, Ibu Ini Tidak Suruh Anaknya Sekolah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Newsweek
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjalanan Hubungan Israel dan Iran, dari Sekutu Jadi Musuh

Perjalanan Hubungan Israel dan Iran, dari Sekutu Jadi Musuh

Internasional
Siapa Pemasok Terbesar Senjata untuk Israel?

Siapa Pemasok Terbesar Senjata untuk Israel?

Internasional
Apa Saja Jenis Persenjataan Militer Israel dan dari Mana Pasokannya?

Apa Saja Jenis Persenjataan Militer Israel dan dari Mana Pasokannya?

Internasional
Seberapa Kuat Militer Iran?

Seberapa Kuat Militer Iran?

Internasional
Serangan Iran ke Israel Tampaknya Direncanakan untuk Gagal

Serangan Iran ke Israel Tampaknya Direncanakan untuk Gagal

Internasional
Bagaimana Israel dan Sekutunya Cegat Lebih dari 300 Rudal dan Drone Iran?

Bagaimana Israel dan Sekutunya Cegat Lebih dari 300 Rudal dan Drone Iran?

Internasional
Seberapa Dekat Israel Singkirkan Hamas?

Seberapa Dekat Israel Singkirkan Hamas?

Internasional
Mengenal Sistem Pertahanan Iron Dome Israel

Mengenal Sistem Pertahanan Iron Dome Israel

Internasional
30 Tahun Genosida Rwanda yang Menewaskan 800.000 Orang

30 Tahun Genosida Rwanda yang Menewaskan 800.000 Orang

Internasional
Seberapa Berpengaruh Greta Thunberg?

Seberapa Berpengaruh Greta Thunberg?

Internasional
Trump Dituduh Menjual Alkitab untuk Kebutuhan Kampanye

Trump Dituduh Menjual Alkitab untuk Kebutuhan Kampanye

Internasional
Belajar dari Cara Taiwan Menghadapi Gempa Bumi

Belajar dari Cara Taiwan Menghadapi Gempa Bumi

Internasional
Korupsi dan Kecurangan Pemilu, Alasan AS Jatuhkan Sanksi pada Zimbabwe

Korupsi dan Kecurangan Pemilu, Alasan AS Jatuhkan Sanksi pada Zimbabwe

Internasional
Bagaimana AI Digunakan Israel Dalam Perang Melawan Hamas?

Bagaimana AI Digunakan Israel Dalam Perang Melawan Hamas?

Internasional
Apa Saja Opsi Iran untuk Membalas Israel, Setelah Jenderalnya Dibunuh?

Apa Saja Opsi Iran untuk Membalas Israel, Setelah Jenderalnya Dibunuh?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com