KOMPAS.com – Di awal Perang Dunia II, pesawat merupakan ancaman nyata bagi armada Angkatan Laut Amerika Serikat (AS).
Namun pada 1945, sistem pertahanan udara AS telah meningkat pesat sebagaimana dilansir The National Interest.
Bahkan, pesawat pengebom musuh pun dilaporkan kesulitan melewati pertahanan udara armada “Negeri Paman Sam” yang melindungi kapal induk AS dan kapal kombatan lainnya.
Baca juga: [Cerita Dunia] Gedung Pencakar Langit Pertama di Dunia Tingginya 42 Meter
Oleh karenanya, tanpa pangkalan di wilayah garis depan untuk menampung pesawat pengebom, harapan untuk menyerang tanah AS hanyalah mimpi belaka.
Para sejarawan serta akademisi terus memperdebatkan mengapa Nazi Jerman gagal mengembangkan pesawat pengebom jarak jauh sebelum pecahnya Perang Dunia II.
AS, Inggris, dan bahkan Uni Soviet semuanya mengembangkan bomber kelas berat jarak jauh.
Di sisi lain, Blok Poros justru gagal mengembangkan pesawat serupa. Nazi Jerman sebenarnya memiliki pesawat pengebom jarak menengah BF 110.
Namun pesawat ini kesulitan saat berhadapan dengan pesawat tempur musuh.
Baca juga: [Cerita Dunia] Bangkai Kapal Utuh Tertua di Dunia dari Yunani Kuno Karam di Laut Hitam
Nazi Jerman sempat mengembangkan pesawat pengebom jarak jauh bermesin ganda yang dinamakan He-177. Namun proyek itu mandek di tengah jalan.
Negara yang kala itu dipimpin Adolf Hitler itu lantas memfokuskan pengembangannya ke pesawat jet, sementara upaya untuk mengembangkan pesawat pengebom jarak jauh dikesampingkan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.