Lalu, para samurai di kota-kota kastil, seperti Tokyo dan Nagoya bergabung dengan birokrasi sipil atau menjadi sarjana dan filsuf.
Sementara, banyak juga samurai lain yang bereputasi baik memutuskan untuk terlibat dalam pertempuran jalanan, perampokan, dan teror dengan bergabung sebagai Kabuki-mono yang disebut Hatamoto-yakko.
Digambarkan mereka tidak senang dengan pemerintahan Keshogunan Tokugawa.
Meski begitu, Kabuki-mono bukanlah kelompok samurai sejati. Mereka adalah gangster nyentrik yang gaduh, mengganggu kedamaian, suka menyanyi dengan keras, menari, dan berkelahi di jalanan.
Di bahwa Keshogunan Tokugawa mereka menjadi saingan dari kelompok main hakim sendiri yang dikenal sebagai Machi-yakko.
Machi-yakko adalah rakyat jelata yang bertindak seperti ksatria kota, tetapi mereka tidak bisa memiliki pedang karena mereka bukan samurai, seperti Kabuki-mono yang merupakan samurai (Hatamoto-yakko).
Baik Kabuki-mono dan Machi-yakko kemudian diidentikan sebagai generasi pendahulu atau cikal bakal dari terbentuknya organisasi kriminal yakuza modern, seperti yang dilansir dari Historica Fandom.
Baca juga: Tragedi Konyol Pemimpin Klan Samurai Jepang Tewas Hanya karena Kentut
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.