Sebagai Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Schuman juga berperan dalam pembentukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara, NATO.
Schuman juga menandatangani Perjanjian Washington untuk Perancis. Prinsip-prinsip defensif dari Pasal 5 NATO juga diulangi dalam Perjanjian Komunitas Pertahanan Eropa, meski gagal karena Majelis Nasional Perancis menolak untuk meratifikasinya.
Sementara itu sebagai pendukung Komunitas Atlantik, Schuman mendapat pertentangan keras dari kelompok Komunis, ultranasionalisme, dan Galia.
Dia pun segera bergabung dengan pemimpin Italia, Alcide De Gasperi dan oleh Kanselir Jerman, Konrad Adenauer.
Sama sepertinya, kedua pria itu juga memiliki visi untuk membuat “perang tidak hanya tidak terpikirkan, tetapi juga tidak mungkin secara material."
Mereka pun berniat menyatukan negara mereka di belakang Komunitas baru. Dalam tugas ini, mereka dibantu oleh Jean Monnet yang telah menyusun Deklarasi.
Schuman kemudian menjabat sebagai Menteri Kehakiman sebelum menjadi Presiden pertama Majelis Parlemen Eropa (pengganti Majelis Umum), yang menganugerahkan kepadanya secara aklamasi gelar "Bapak Eropa" pada 19 Maret 1958.
Pada 1958, dia menerima Karlspreis. Penghargaan oleh kota Aachen di Jerman itu, diberikan kepada orang-orang yang berkontribusi pada gagasan Eropa dan perdamaian Eropa.
Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Benjamin Netanyahu, Prajurit Veteran Israel Pemegang Komando Serangan ke Gaza
Dalam perkembangannya, penghargaan untuk mendirikan apa yang berkembang menjadi Uni Eropa dibagikan kepada orang lain.
Ada sedikit keraguan bahwa kontribusi Schuman sangat penting, dalam mewakili komitmen Perancis untuk mengakhiri perang di Eropa secara permanen.
Tapi dia diakui menempatkan hak asasi manusia, demokrasi, dan mengakhiri perang di jantung Eropa baru.
Konsep demokrasi supra nasionalnya dan visinya untuk membuat perdamaian "tidak terpikirkan dan tak mungkin secara material," telah membawa orang-orang Eropa jauh ke arah pembentukan masyarakat yang aman dan stabil, melintasi perbatasan negara.
Pemikiran itu pula yang mendorong "Benua Biru" Eropa memiliki masyarakat yang melindungi hak asasi manusia dan mempromosikan kebaikan bersama.
Ini telah menjadi model bagaimana umat manusia dapat mengembangkan institusi kerja sama global untuk memastikan komunitas dunia yang damai dan sejahtera.
Sementara itu, kepercayaan Schuman pada agamanya yang mendalam telah membuatnya melayani tanpa pamrih. Dengan tetap selibat, ia melihat kariernya sebagai panggilan awam.
Meskipun tidak sempurna, dia melihat dirinya sebagai instrumen “pemelihara" yang digunakan oleh Tuhan untuk "tujuan yang lebih besar dari manusia itu sendiri."
Di satu sisi, dia terbuka tentang bagaimana imannya memengaruhi politiknya. Di sisi lain, dia juga senang bekerja sama dengan mereka yang tidak memiliki keyakinan agama yang sama.
Baca juga: Yasser Arafat: Tokoh Perjanjian Damai untuk Tanah Palestina atas Konflik dengan Israel
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.