Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/06/2021, 05:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

KOMPAS.com - Robert Schuman, seorang negarawan Perancis yang merupakan perintis blok kerja sama yang kemudian berkembang menjadi Uni Eropa di "Benua Biru".

Pada Sabtu (18/6/2021) Vatikan mengumumkan bahwa dia telah bergerak maju menuju kemungkinan kesucian dalam gereja Katolik.

Baca juga: Dalam Pertemuan dengan Paus Fransiskus, Ulama Terkemuka Syiah Irak Dukung Kristen dan Muslim Hidup Damai

Pengumuman itu disampaikan Paus Fransiskus menyetujui sebuah dekrit yang menyatakan “kebajikan heroik” dari Schuman, mantan Perdana Menteri dan Menteri Keuangan Perancis setelah perang dunia kedua.

Schuman meninggal pada 1963, setelah menjabat sebagai presiden institusi yang menjadi pertama cikal bakal parlemen Eropa.

Keputusan paus itu membuat Schuman bisa disebut "terhormat" oleh umat Katolik. Vatikan menggambarkan Schuman sebagai orang beriman Katolik yang taat dalam tugasnya sebagai awam.

Ini adalah salah satu dari beberapa langkah dalam proses yang biasanya panjang, yang menuntunnya dinobatkan menjadi orang suci menurut Gereja Katolik Roma.

Komisi Eropa dalam website-nya menggambarkan Schuman sebagai "salah satu bapak pendiri persatuan Eropa", menyebutnya sebagai "arsitek proyek integrasi Eropa".

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Amerigo Vespucci, Penjelajah Dunia Baru yang Sebut Amerika sebagai Benua

Antara Perancis dan Jerman

Ayah Robert Schuman, Jean-Pierre Schuman (1837–1900), lahir sebagai warga negara Perancis di vrange, Lorraine, tepat di seberang perbatasan dari Luksemburg.

Wilayah itu menjadi bagian dari Jerman pada 1871, sehingga ayahnya menjadi warga negara Jerman.

Ibu Robert, Eugenie Duren (1864–1911), seorang wanita Luksemburg yang lahir di Bettembourg. Dia menjadi warga negara Jerman melalui pernikahan pada 1884.

Meskipun lahir di pinggiran kota Clausen, Kota Luksemburg, Robert Schuman adalah orang Jerman berdasarkan prinsip jus sanguinis.

Dia mengambil kewarganegaraan Perancis pada 1919, setelah Alsace-Lorraine dikembalikan ke Perancis.

Schuman's melanjutkan pendidikan menengahnya di sekolah menengah Athénée de Luxembourg di Luksemburg, bekas Universitas Jesuit.

Lalu melanjutkan pendidikan universitasnya di bidang hukum, ekonomi, filsafat politik, teologi, dan statistika dalam sistem pendidikan Jerman.

Ia menerima gelar hukumnya, setelah belajar di Universitas Bonn, Universitas Munich, Universitas Humboldt di Berlin, dan di Strasbourg di Alsace (saat itu Jerman).

Baca juga: Presiden Perancis Berniat Singkirkan Bahasa Inggris jika Dapat Giliran Presiden Uni Eropa

Keterlibatan di politik Perancis

Setelah kematian ibunya dalam kecelakaan kereta, Schuman sempat mempertimbangkan kehidupan untuk menekuni bidang religius.

Tapi dia kemudian memutuskan untuk mengejar kerasulan awam, dengan tetap lajang dan selibat sepanjang hidupnya.

Dia menjadi pengacara, dan secara medis dinilai tidak layak untuk menjadi militer. Maka, dia bertugas dalam kapasitas sipil selama Perang Dunia Pertama, dan tidak pernah mengenakan seragam Jerman.

Dia kemudian menjadi anggota dewan kota Metz serta Katholikentag Jerman.

Setelah Perang Dunia Pertama, Alsace-Lorraine direbut kembali oleh Perancis dan Schuman menjadi aktif dalam politik Perancis.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com