Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inspirasi Energi: Peluang dan Tantangan Menuju Nol Emisi Karbon

Kompas.com - 21/06/2021, 19:35 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Oil Price

KOMPAS.com – Kekhawatiran mengenai perubahan iklim mendorong dunia internasional melakukan percepatan tramsisi ke sumber energi yang ramah lingkungan.

Namun, percepatan tersebut berimplikasi cukup besar bagi negara berkembang. Pasalnya, mereka tengah mengimbangi pertumbuhan permintaan yang tinggi dalam jangka panjang.

Baru-baru ini, ada tiga perusahaan energi yang mengalami peristiwa yang signifikan dan dapat secara drastis mengubah cara mereka menjalankan bisnis.

Baca juga: Inspirasi Energi: G7 Kembali Berkomitmen untuk Energi Bersih

Pada 26 Mei, Pengadilan Belanda memerintahkan perusahaan energi Royal Dutch Shell, atau dikenal dengan Shell, mengurangi emisi karbonnya sebesar 45 persen pada 2030 dibandingkan pada 2019.

Sebelum perintah itu dijatuhkan, sebanyak tujuh kelompok pro-lingkungan, termasuk Greenpeace dan Friends of the Earth Netherlands, mengajukan gugatan.

Mereka menyebut Shell mengancam hak asasi manusia jika terus berinvestasi di sektor bahan bakar fosil.

Shell, yang sebelumnya meluncurkan rencana pengurangan emisi karbon, menyatakan akan mengajukan banding atas putusan tersebut.

Kendati demikian, putusan yang telah dijatuhkan itu sudah menunjukkan tekanan yang semakin kuat terhadap perusahaan energi untuk semakin memperhatikan perubahan iklim.

Baca juga: Inspirasi Energi: Bagaimana Proses Pencarian dan Produksi Minyak Bumi?

Pada hari yang sama dengan putusan pengadilan terhadap Shell, terjadi gejolak di dalam perusahaan raksasa energi asal Amerika Serikat (AS), Chevron.

Para pemegang sama Chevron memberikan suara yang mendukung proposal untuk mengurangi emisi yang dihasilkan dari penggunaan produk perusahaan sebagaimana dilansir Oil Price.

Sehari kemudian, pada 27 Mei, dua anggota direksi Exxon Mobil digeser dalam rangka mengubah upaya perusahaan memperhatikan perubahan iklim.

Banyak analis keuangan percaya, bank-bank akan menghadapi persyaratan baru dalam permodalan di masa depan berdasarkan seberapa terbuka pinjaman mereka terhadap perubahan iklim.

Baca juga: Inspirasi Energi: Berapa Lama Minyak Bumi Terbentuk?

Sementara itu, pada November 2020, Bank Sentral Eropa merilis pedoman yang menginstruksikan bank-bank mempertimbangkan risiko iklim saat menilai kebutuhan modal nasabahnya.

Perkembangan selanjutnya adalah, pada 25 Mei, para menteri iklim dan lingkungan negara anggota G7 setuju mengakhiri dukungan langsung terhadap pembangkit listrik tenaga batu bara akhir tahun ini.

Mereka juga berjanji untuk melarang subsidi bahan bakar fosil pada tahun 2025.

Baca juga: Inspirasi Energi: Mengapa Minyak Bumi Tidak Dapat Diperbarui

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Genosida Armenia, Apa Itu?

Genosida Armenia, Apa Itu?

Internasional
Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Internasional
Kecerdikan dan Kegigihan Hamas dalam Memperoleh Senjata

Kecerdikan dan Kegigihan Hamas dalam Memperoleh Senjata

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com