Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bring Me The Horizon Dianggap Melupakan Metal, tapi Malah Makin Tenar

Kompas.com - 19/06/2021, 19:56 WIB
Tito Hilmawan Reditya,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Memainkan musik deathcore di awal kemunculannya, grup band asal Sheffield, Inggris, Bring Me The Horizon (BMTH), punya segudang kritik dan kontroversi.

Album-album terkini yang dirilis band yang dimotori Oliver Sykes ini, dianggap semakin melupakan akar metal yang dulu dimainkannya.

Tapi kritik dari penggemar tak membuat BMTH berhenti. Justru malah semakin memantapkan eksplorasi.

Terkait hal ini, gitaris BMTH Lee Malia, bahkan mengklaim bahwa Bring Me The Horizon bukanlah benar-benar band metal.

Baca juga: Bring Me The Horizon Capai Tangga Lagu Nomor Satu Lewat Album Post Human: Survival Horror

Dilansir Ultimate Guitar, Lee menegaskan bahwa band-nya tak pernah melupakan akar metal.

Meski begitu, evolusi musik BMTH sampai ke arah musik pop saat ini, karena band yang mulai aktif sejak 2004 ini tak pernah berhenti bereksplorasi.

"Kami tak pernah terperangkap di dalam skena. Kalau kami merupakan band yang benar-benar metal, kami bakal masih menjadi band metal sampai saat ini. Namun, kami tidak pernah menjadi band yang benar-benar metal," ujar Lee.

Faktor penyebab evolusi musik BMTH yang masih dihujani kritikan--karena dianggap berpindah haluan--ditegaskan Lee, juga karena faktor usia.

"Dulunya kami adalah anak-anak muda yang suka musik keras dan ekstrem. Tapi saat ini, kami mencoba menciptakan ulang itu semua dengan cara kami sendiri," tambahnya.

Baca juga: Black Metal ala Deafheaven, Dipuji Sekaligus Dihujat

Tak mau sama seperti album sebelumnya. Inilah sikap yang selalu dipegang BMTH.

Mulai dari album Pray for Plagues (2005) yang kental nuansa deathcore, Suicide Season (2009) yang memainkan metalcore, sampai There Is A Hell... (2010) yang lebih ke arah post-hardcore, semua sudah dilalui band ini.

Pasca-There Is A Hell..., BMTH mulai bereksplorasi dengan musik rock, elektronik, sampai pop.

Album Sempiternal (2013) dan That's The Spirit (2015), menampikan energi rock dari BMTH, sebelum akhirnya menjadi tak terduga di album AMO (2019) dan EP Post Human: Personal Horror (2020).

Baca juga: 4 Jenis Kritik Musik

Kritikan pada BMTH tak sebatas dilakukan penggemar. Pentolan band punk Minor Threat dan Bad Religion Brian Baker, bahkan sempat menyebut BMTH sebagai band buruk.

"Saya akan menghentikan mereka setiap kali melihat mereka hari ini dan berkata bahwa band mereka jelek," tulis Baker.

Hal yang memicu kekesalan Baker adalah saat pagelaran Resurrection Fest, BMTH seolah diistimewakan. Di gambar yang terpampang foto BMTH, tertulis peraturan bahwa lima personel BMTH bebas melakukan apa saja.

Hal ini seolah menunjukkan bahwa BMTH tak menghormati banyak band rock lain yang juga mengisi acara tersebut.

Kritik Brian lantas dibalas vokalis BMTH Oliver Sykes, yang berkata bahwa Brian sudah tua dan tak berhak ikut campur urusan band-nya.

"Mending pikirin soal pensiun atau cuaca yang dingin," tulis Oli di Instagram.

Tak hanya dengan Baker, BMTH juga pernah bermasalah dengan band lain. Mulai dari Carcass sampai Coldplay.

Baca juga: Coldplay Bawakan Lagu Barunya, Human Heart, di Panggung Glastonbury Festival

Perseteruan dengan Coldplay terjadi karena album baru dari band yang dimotori Chris Martin ini dianggap punya cover yang sama dengan album BMTH.

BMTH yang tampil di acara NME Innovation Award 2015, mengobrak-abrik meja yang ditempati personel Coldplay. Oli Sykes, sang vokalis, melompat ke atas meja dan menendangi gelas dan botol yang ada di sana.

Sampai-sampai, gitaris Coldplay, Jonny Buckland saat itu harus menyingkirkan gelas dan botol yang berserakan agar tidak pecah dan melukai rekan-rekannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Internasional
Kecerdikan dan Kegigihan Hamas dalam Memperoleh Senjata

Kecerdikan dan Kegigihan Hamas dalam Memperoleh Senjata

Internasional
Sosok Uskup Korban Penusukan Dalam Aksi Terorisme di Australia

Sosok Uskup Korban Penusukan Dalam Aksi Terorisme di Australia

Internasional
Persenjataan Hamas Semakin Banyak yang Justru Bersumber dari Israel

Persenjataan Hamas Semakin Banyak yang Justru Bersumber dari Israel

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com