KOMPAS.com - Biasanya para musisi melemparkan pick dari atas panggung ke arah penonton saat manggung. Lebih jauh lagi, mereka juga seringkali melempar kaus sampai stik drum.
Tapi beda dengan musisi punk rock tersohor bernama GG Allin yang tak pernah melempar benda-benda umum. Dirinya malah lebih memilih melempar tinja ke arah penonton!
Sepanjang kariernya, sosok bengal berkepala plontos ini memang dikenal punya sikap brutal dan tak senonoh.
Baca juga: Kisah Aksi Panggung Tak Lazim: Ozzy Ousborne Gigit Kepala Kelelawar
Allin sering bertindak lepas kontrol saat manggung. Tak jarang, pria kelahiran 1956 ini nekat telanjang bulat dalam keadaan mabuk saat konser.
Tingkah gilanya tak berhenti sampai di situ. Dia juga sering membuang air seni di atas lantai panggung, bahkan buang hajat.
Allin juga pernah memakan kotorannya sendiri dengan lahap di depan penonton.
Perilaku amortalnya ini membuatnya dikenal jadi musisi yang paling gila dalam sejarah.
Baca juga: Profil Jack Dorsey, Pendiri Twitter dan Anak Punk yang Rajin Puasa
GG Allin dilahirkan pada tanggal 29 Agustus 1956 di Lancaster, New Hampshire, AS, dari keluarga Kristen taat.
Bahkan, dalam nama lengkapnya, ada selipan nama "Jesus Christ". Hal ini lantas membuatnya dipanggill "Jeje", akronim dari Jesus.
Akhirnya, Allin memutuskan menambahkan "Jeje" dalam nama panggungnya, tapi diubahnya menjadi "GG".
Baca juga: Gitaris Pionir Punk Rock, Walter Lure, Meninggal Dunia di Usia 71 Tahun
Perceraian orang tua dan bullying (perundungan) membuat Allin kecil menjadi liar, tak terkendali.
Hal ini semakin diperparah saat bersekolah di Concord High School di Vermont, Allin memulai karier sebagai drummer band punk rock.
Periode tahun 1977-1984, Allin pun tampil sebagai vokalis dan drummer dari unit punk rock bernama The Jabbers.
Pada dekade 80-an, Allin semakin beringas. Dengan ditemani zat-zat adiktif seperti heroin dan alkohol, dia semakin tak karuan di atas panggung
Ritual wajib yang dilakukannya adalah menenggak obat pencahar sebelum manggung demi bisa membuang hajatnya.
Tingkah jorok ini terus dilakukannya, membuatnya memproklamirkan diri sebagai "the last true rock and roller".
Baca juga: Kawanan Serigala Kejar Aktor di Atas Panggung Selama Pertunjukan Langsung
Akibat konsumsi obat-obatan terus-menerus, ditambah perilakunya yang sering melanggar hukum, Allin seringkali ditangkap polisi.
Pertunjukannya sering mengakibatkan kerusakan besar. Aparat kepolisian juga sering menghentikan aksi panggungnya.
GG Allin meninggal pada 1993 di usia 36 tahun karena overdosis heroin.
Kematiannya yang juga kontroversial, seolah sama seperti petingkahnya semasa hidup di mana aksi tak senonohnya bahkan lebih sering dibicarakan dibanding musiknya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.