Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Vladimir Putin, Penyuka Novel Intelijen yang jadi Presiden Rusia

Kompas.com - 16/06/2021, 18:56 WIB
Tito Hilmawan Reditya,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber wikipedia

KOMPAS.com - Mantan agen rahasia di era Uni Soviet (KGB), menjadi orang nomor satu Rusia lebih dari 20 tahun. Itulah sosok Vladimir Vladimirovich Putin.

Pria yang dua kali menjabat sebagai presiden "Negeri Beruang Merah" ini, lahir di Leningrad (sekarang Saint Petersburg), Uni Soviet (sekarang Rusia), 7 Oktober 1952.

Sampai umurnya yang ke-68 tahun, karier politik Putin dianggap moncer. Bahkan, ada yang menyebut bahwa tanpa Putin, Rusia tak akan seperti sekarang.

Baca juga: Jelang Bertatap Muka, Biden Puji Putin sebagai Musuh yang Layak

Sebelum menduduki kursi kepresidenan, Putin sempat menjadi perdana menteri dari 1999 hingga 2000.

Jabatan itu mengantarnya menjadi presiden pada periode 2000-2008, sebelum kembali menjadi perdana menteri pada periode 2008-2012.

Pada 7 Mei 2012, pria yang berkuliah di Universitas Negeri Leningrad ini menjabat kembali sebagai presiden Rusia sampai saat ini.

Tak tanggung-tanggung, Putin bahkan akan melanjutkan kepemimpinannya hingga tahun 2036, sampai usianya 83 tahun.

Baca juga: Resmi Pimpin Rusia sampai 2036, Putin Tanda Tangani Perintah Eksekutif

Sebagai presiden Rusia kedua dan keempat, pengalaman Putin tentu tak diragukan lagi. Pasca-lulus dari kuliah hukum pada 1975, dia memang langsung bekerja di dinas intelijen Uni Soviet (KGB).

Ini sesuai dengan kegemarannya di waktu kecil, yakni membaca novel bertema agen rahasia dan intelijen. Kedua orangtuanya, Vladimir Spiridonovich dan Maria Ivanovna Putina, amat mendukung cita-cita putranya.

Meskipun ibunya dulu berprofesi sebagai buruh dan ayahnya bekerja sebagai konskrip Angkatan Laut Soviet, Vladimir Putin dididik penuh kesungguhan untuk merawat mimpinya.

Baca juga: Ini Kamar yang Ditinggali Putin saat Masih Jadi Calon Agen KGB

Pasca-transisi Uni Soviet ke Rusia pada 1991, Putin keluar dari KGB dan mengabdi pada wali kota pertama yang saat itu dipilih secara demokratis, Anatoly Sobchak, di St. Petersburg.

Putin dikenal selalu berada di belakang layar, tapi selalu mampu menyelesaikan masalah. Sikapnya yang selalu bisa diandalkan inilah yang membuatnya terpilih jadi perdana menteri pada 1999--gerbang awal yang membuatnya jadi sosok paling berkuasa di "Negeri Beruang Merah".

Tahun 2004, Putin dipilih kembali jadi presiden untuk masa jabatan kedua, yang berakhir pada 2008.

Baca juga: Putin Sebut Rusia adalah Harimau yang Dikelilingi Hiena

Karena sudah dua kali menjadi presiden, menurut aturan, pria berpangkat kolonel harus "libur" terlebih dulu. Namun tak lama kemudian, tepatnya pada 2012, dia kembali menjabat presiden.

Selama dua kali masa jabatannya, ekonomi Rusia diklaim tumbuh pesat. GDP yang diukur dalam kemampuan berbelanja meningkat sampai 72 persen.

Pertumbuhan ini dipicu bom komoditas 2000-an, peningkatan harga-harga minyak, dan dikeluarkannya kebijakan ekonomi dan fiskal.

Baca juga: Obama: Putin Bukan Ahli Catur, Dia Bermasalah dengan Ekonomi Rusia

Keberhasilannya pun banyak diapresiasi. Pada 2007, dia diangkat menjadi "Tokoh Tahun Ini" oleh Majalah Time.

Pada 2015, majalah yang sama menempatkannya dalam urutan pertama "Daftar Tokoh Paling Berpengaruh."

Majalah Forbes juga tak ketinggalan. Menempatkan Putin pada urutan pertama 'Daftar Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia" pada 2013, 2014, dan 2015.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber wikipedia
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com