Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Fakta Sejarah Samurai Jepang yang Melegenda

Kompas.com - 12/06/2021, 17:33 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Wanita samurai disebut sebagai Onna-Bugeisha, yang akan bertempur dalam medan perang bersama samurai pria.

Senjata pilihan onna-bugeisha adalah naginata, tombak dengan bilah melengkung seperti pedang yang serbaguna dan relatif ringan.

Terdapat bukti arkeologis yang menunjukkan bahwa wanita Jepang sering berpartisipasi dalam pertempuran.

Tes DNA yang dilakukan di lokasi Pertempuran Senbon Matsubaru yang terjadi pada 1580, menunjukkan bahwa 35 dari 105 mayat adalah perempuan.

9. Orang asing

Dalam keadaan khusus, seseorang dari luar Jepang bisa bertarung bersama samurai. Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, mereka bahkan bisa menjadi samurai.

Kehormatan khusus ini hanya bisa diberikan oleh pemimpin yang kuat, seperti shogun atau daimyo (penguasa teritorial).

Ada 4 pria Eropa yang tercatat memperoleh gelar samurai, yaitu pelaut Inggris William Adams, Jan Joosten van Lodensteijn dari Belanda, perwira Angkatan Laut Perancis Eugene Collache, dan pedagang senjata Edward Schnell.

10. Seppuku

Seppuku adalah tindakan ritual bunuh diri, yang dipandang sebagai pilihan yang dihormati dan terhormat untuk membayar aib dan kekalahan.

Menurut sejarah Jepang, seppuku bisa dilakukan karena hukuman atau tindakan sukarela oleh seorang samurai, jika dia gagal mengikuti bushido atau saat menghadapi penangkapan oleh musuh.

Ada dua bentuk seppuku, yaitu versi medan perang dan versi formal.

Pertama, menusuk perut dengan pisau pendek, bergerak dari kiri ke kanan hingga sampurai itu membelah dirinya sendiri dan mengeluarkan isi perutnya.
Setelah itu, biasanya pelayan atau teman dari samurai tersebut ditugaskan untuk memenggal kepalanya.

Kedua, ritual seppuku secara formal atau penuh adalah diawali dengan mandi dahulu, setelah itu samurai akan mengenakan jubah putih.

Kemudian, ia akan disuguhkan makanan favotirnya dan sebuah pisau yang ditempatkan di piring kosong.

Setelah makan, samurai akan menulis puisi kematian, teks tradisional tanka yang mengungkapkan kata-kata terakhir sang samurai.

Dia lalu membungkus kain di sekitar pisau dan mengiris perutnya sendiri.

Pelayannya kemudian akan memenggalnya dengan cara tertentu agar kepalanya akan jatuh pada pelukan sang samurai.

Baca juga: Cerita Yukio Mishima, Novelis Terkenal Jepang Bunuh Diri dengan Ritual Samurai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com