Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Toyotomi Hideyoshi: Anak Petani yang Menyatukan Jepang pada Abad ke-16

Kompas.com - 09/06/2021, 05:14 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Thought Co

Dilarang pula petani menjadi pedagang atau pengrajin. Tatanan sosial Jepang saat itu diterapkan secara ketat.

"Jika Anda terlahir sebagai petani, Anda mati sebagai petani. Jika Anda seorang samurai yang lahir untuk melayani daimyo tertentu, Anda akan tinggal di sana."

Hideyoshi sendiri bangkit dari kelas petani menjadi kampaku. Meskipun demikian, tatanan munafik tersebut membantu menyatukan Jepang, mengantarkan era perdamaian, dan stabilitas selama berabad-abad.

Akhirnya, Hideyoshi juga memerintahkan sensus penduduk nasional dan survei ke seluruh negeri. Semua informasi itu adalah kunci untuk menetapkan tarif perpajakan.

Pada 1592, Hideyoshi menjadi taiko atau pensiunan bupati. Namun, "pensiun" ini hanya sebatas nama, Hideyoshi tetap mempertahankan kekuasaannya.

Baca juga: Cerita Yukio Mishima, Novelis Terkenal Jepang Bunuh Diri dengan Ritual Samurai

Kematian

Menurut catatan biografi Toyotomi Hideyoshi, kekaisaran besarnya berakhir pada 18 September 1598. Di ranjang kematiannya, Hideyoshi bertobat mengirim pasukannya ke Korea.

Dia berkata, "Jangan biarkan tentara saya menjadi roh di negeri asing."

Kekhawatiran terbesar Hideyoshi saat ia terbaring sekarat adalah nasib ahli warisnya.

Hideyori, putra Hideyoshi baru berusia 5 tahun dan tidak dapat mengambil alih kekuasaan ayahnya, jadi Hideyoshi membentuk Dewan Lima Tetua untuk memerintah sebagai wali sampai dia dewasa.

Dewan ini termasuk Tokugawa Ieyasu, yang pernah menjadi rivalnya.

Taiko tua itu mengambil sumpah kesetiaan kepada putra kecilnya dari sejumlah daimyo senior lainnya dan mengirim hadiah emas, jubah sutra, dan pedang yang berharga kepada semua pemain politik penting.

Dia juga membuat seruan pribadi kepada anggota Dewan untuk melindungi dan melayani Hideyori dengan setia.

Dewan Lima Tetua merahasiakan kematian taiko selama beberapa bulan sementara mereka menarik tentara Jepang dari Korea.

Namun, dengan urusan itu selesai, dewan itu pecah menjadi dua kubu yang berlawanan.

Di satu sisi adalah Tokugawa Ieyasu. Di sisi lain adalah empat tetua yang tersisa. Ieyasu ingin mengambil alih kekuasaan untuk dirinya sendiri, sedangkan yang lain mendukung Hideyori kecil.

Pada 1600, kedua kekuatan itu terlibat dalam Pertempuran Sekigahara. Ieyasu menang dan menyatakan dirinya shogun.

Hideyori dikurung di Istana Osaka. Pada 1614, Hideyori yang berusia 21 tahun beberapa kali berusaha mengumpulkan tentara dan melakukan perlawanan terhadap Ieyasu.

Namun, ia terus kalah. Pada akhirnya, Hideyori dan ibunya melakukan seppuku. Putranya yang berusia 8 tahun ditangkap oleh pasukan Ieyasu dan dipenggal.

Itulah akhir dari klan Toyotomi. Tokugawa shogun kemudian memerintah Jepang sampai Restorasi Meiji pada 1868.

Baca juga: [Cerita Dunia] PBB Didirikan, Awalnya untuk Melawan Jerman dan Jepang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber Thought Co
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com